Jumat, 27 April 2012

Hasil Diskusi


 
Jawaban hasil diskusi
1.       Teknologi sangat erat hubungannya dengan pendidikan. Teknologi disini bukan dipakai oleh orang orang yang ahli tapi oleh orang yang masih dalam proses belajar. Dengan semakin perkembangan era globalisasi ini, teknologi merupakan salah satu factor penunjang pendidikan kea rah yang lebih baik. Namun harus didukung juga dengan kemampuan SDM dalam penggunaan teknologi tersebut.
Nah, kemudian dari proses belajar itulah teknologi dan pendidikan bersinggungan. Berikut ini beberapa persinggungannya :
·         Dalam proses belajar, penyampaian materi menggunakan metode persentase. Alat yang biasa yang di pakai : infocus, proyektor, laptop, dsb.
Dimana pengajar menyampaikan materi menggunakan teknologi dan pengajar menerima informasi dengan audio-visual dari teknologi tersebut.
·         Pada saat pengajar memberikan tugas pada pelajar, yang menuntut pelajar tersebut untuk mencari informasi pengetahuan dengan menggunakan media teknologi seperti internet.
·         Pengumpulan tugas dengan menggunakan e-mail.
·         Pelajar dalam mengerjakan tugas makalah akan menggunakan media teknologi seperti laptop, computer untuk mengetik.
·         Pembelajaran e-learning.
·         Media pembelajaran  teknologi seperti televisi, computer dalam pembelajaran melalui video.
2.       Perbandingan yang ditemukandari buku Psikologi pendidikan John W. Santrock hal 496-499, dengan kenyataan yang kami temukan semasa kami di sekolah dulu. Pada buku beberapa standarisasi pengukuran teknologi pada tingkatan pendidikan.
a.       Pra kanak-kanak – grade 2
·   Anak – anak diharapkan sudah dapat menggunakan alat-alat input.
·   Anak anak harus mampu melakukan Variasi media pembelajaran dan belajar
·   Pemakaian multimedia yang tepat
·   Kerja sama dengan teman menggunakan teknologi.
Pada masa kami sekolah pada pra kanak-kanak – grade 2, kami belum menggunakan bahkan belum mengenal teknoogi dalam proses pembelajaran.
b.      Grade 3 – 5
·   Menggunakan input-output dengan baik dan efektif
·   Mendiskusikan keuntungan dan kerugian dari teknologi
·   Menggunakan teknoogi untuk menyeleksi informasi dan sumber daya online
·   Menggunakan teknologi untuk memcahkan masalah seperti kalkulasi
Pada masa kami grade 3-5, sebagian dari kami telah mengenal dan menggunakan hal-hal diatas dalam proses pembelajaran tetapi masih lebih banyak yang belum menggunakannya dalam proses pembelajaran.
c.       Grade 6 – 8
·   Mengaplikasikan strategi untuk memecahkan masalah hardware dan software
·   Menunujukkan pengetahuan tentang peruubahan teknologi dan efeknya pada lapangan kerja.
·   Menggunakan alat-alat spesifik dari teknologi untuk pembelajaran dan riset.
·   Desain, mengembangkan atau mempublikasikan dan paparkan produk.
·   Mengevaluasikan penggunaan teknologi yang berkaitan dengan problem dunia maya.
Pada masa kami sekolah pada pra grade 6 -8, kami belum menerapkan hal hal di atas, tetapi kebanyakkan dari kami mendapatkan hal-hal tersebut pada grade 10 – 12
d.      Grade 9 – 12
·   Mengidentifikasikan dan menilai potensi dari system dan layanan teknologi untuk memenuhi kebutuhan personal dan pekerjaan
·   Menggunakan sumber daya teknologi untuk mngolah dan mengkomunikasikan informasi personal dan professional.
·   Menggunakan informasi online untuk memenuhi kebutuhan riset publikasi dan komunikasi
·   Memilih dan mengaplikasika untuk riset.
Dalam tingkatan ini, sekolah kami semua telah menerapkannya dalam proses pembelajaran kami.
3.       Menurut kelompok kami, Ubiquite Computing adalah suatu situasi yang berupa dunia pasca PC dimana perangkat teknoogi umum seperti telepon, dan alat-alat elektronik lainnya terkoneksi dengnan internet dan pengguna tidak menyadari perangkat berada di lingkungan yang terkoneksi.
Pandangan menurut kelompok kami, ada negattif dan positif. Positifnya, teknologi sudah tersebar menjadi mempermudah segala hal-hal yang dibutuhkan dalam mencari informasi luar dan dengan di buatnya koneksi internet di seluruh ingkungan, masyrakat umum pun dengan mudah menggunakannya, orang yang kurang mampu pun bisa menggunakannya karena harga yang murah.
Bagian negatifnya menurut kami, privacy seseorang sudah tidak ada karena koneksi tersebut, manusia ebih individualis yang kurang berinteraksi secara langsung dengan sesame dan juga akan banyak terjadi kejahatan kejahatan teknologi.

Tanggapan:

1. Rossie Janette ( kelompok 8)
- Hal-hal yang tidak baik seperti apa yang dapat ditimbulkan olehUbiquitous computing?
- Apa yang menyebabkan ketergantungan dalam Ubiquitous computing ?
Jawab:
- Hal-hal yang tidak baik, contohnya ialah kemudahan untuk mengakses situs yang tidak senonoh, seperti pornografi. Selain itu, dapat menimbulkan kecenderungan anak didik untuk tidak belajar yaitu membuka situs-situs di internet pada saat kegiatan belajar-mengajar sedang berlangsung.
- Salah satu yang menyebabkan ketergantungan ialah adanya fasilitas wi-fi di berbagai tempat yang memberi kemudahan untuk mengakses internet sehingga menyebabkan ketergantungan.


2. Ririn Hapsari ( kelompok 6)
- (Ririn bertanya megenai kesenjangan hubungan sosial dengan perkembangan teknologi. Namun kesenjangan kami kami maksud adalah kesenjangan ekonomi yang terjadi antara masyarakat kalangan atas –yang sudah akrab dengan teknologi- dan masyarakat bawah yang mungkin belum tersentuh teknologi sama sekali).
Daftar pustaka :
Santrock., J.W. (2008). Psikologi Pendidikan (edisi kedua) (h 492-505). Jakarta: Prenada Media

Senin, 09 April 2012

Psikologi Sekolah

Ririn hapsari 11-103

1.      Kedudukan Psikologi Sekolah dalam Ilmu Psikologi
    Seperti yang kita ketahui, Psikologi sekolah merupakan bagian dari psikolgi pendidikan. Sesuai dengan pengertian ilmu psikologi, psikologi sekolah mempelajari perilaku dan proses mental di lingkungan sekolah. Dalam hal ini, psikologi sekolah berfokus pada siswa, guru, dan orangtua siswa.
2.      Perbedaan Psikologi Pendidikan dan Psikologi Sekolah
            Psikologi Pendidikan ialah kajian tentang bagaimana manusia belajar dalam latar pendidikan, keberkesanan campur tangan pendidikan, psikologi pengajaran, dan psikologi sosial sekolah sebagai pertubuhan. Walaupun istilah “psikologi pendidikan” dan “psikologi sekolah” seringnya digunakan sebagai sinonim untuk satu sama lain, para penyelidik dan ahli teori cenderung dikenali sebagai ahli psikologi pendidikan, manakala pengamal di sekolah atau dalam keadaan berkait sekolah dikenali sebagai ahli psikologi sekolah. Psikologi pendidikan melibatkan diri tentang bagaimana pelajar belajar dan berkembang, seringnya dengan menumpukan subkumpulan seperti kanak-kanak bergeliga dam mereka yang kehilangan upaya.
         Sedangkan Psikologi Sekolah merupakan kajian tentang berusaha menciptakan situasi yang mendukung bagi anak didik dalam mengembangkan kemampuan akademik, sosialisasi, dan emosi. Yang bertujuan untuk membentuk mind set anak.
3.      Fungsi Sekolah sebagai Agen Perubahan
Perubahan adalah sesuatu yang niscaya dalam kehidupan. Perubahan terjadi dari waktu ke waktu dalam hidup ini. Perubahan terjadi disemua aspek kehidupan manusia, baik aspek ekonomi, politik maupun budaya dan pendidikan. Disadari atau tidak, perubahan dapat terjadi begitu saja pada diri kita maupun di sekeliling kita. Perubahan itu erat kaitannya dengan dinamika lingkungan yang dinamis, yang dapat berubah kapan saja, tanpa memandang waktu maupun tempat. Perubahan merupakan fenomena global
Salah satu faktor penyebab adanya perubahan adalah adanya inovasi. Inovasi baik berupa invention maupun discovery . Inovasi atau innovation berasal dari kata to innovate yang mempunyai arti membuat perubahan atau memperkenalkan sesuatu yang baru. Inovasi kadang pula diartikan sebagai penemuan, namun berbeda maknanya dengan penemuan dalam arti discovery atau invention (invensi). Discovery mempunyai makna penemuan sesuatu yang sebenarnya sesuatu itu telah ada sebelumnya, tetapi belum diketahui. Sedangkan invensi adalah penemuan yang benar-benar baru isebagai hasil kegiatan manusia. Jadi Inovasi diartikan penemuan dimaknai sebagai sesuatu yang baru bagi seseorang atau sekelompok orang baik berupa discovery maupun invensi untuk mencapai tujuan atau untuk memecahkan masalah tertentu. Dalam inovasi tercakup discovery dan invensi
Salah satu perubahan yang terjadi akibat adanya inovasi adalah perubahan dalam pendidikan. Inovasi yang terjadi dalam bidang pendidikan tersebut, antara lain: dalam hal manajemen pendidikan, metode pengajaran, media, sumber belajar, pelatihan guru, implementasi kurikulum, dan sebagainya.
Pendidikan mengalami perubahan dari waktu ke waktu. Dalam proses perubahan pendidkan tergantung pada apa yang dilakukan dan dipikirkan guru. Guru merupakan pemeran utama dalam proses belajar mengajar di sekolah, peran guru di sekolah memiliki peran ganda, di pundak merekalah terletak mutu pendidikan. Guru adalah seorang manajer yang mengelola proses pembelajaran, merencanakan, mendesain pembelajaran, melaksanakan aktivitas pembelajaran bersama siswa, dan melakukan pengontrolan atas kecakapan dan prestasi siswa . Guru sebagai ujung tombak dalam pelaksanaan pendidikan merupakan sosok yang sangat berpengaruh dalam proses belajar mengajar di sekolah. Kepiawaian dan kewibawaan guru sangat menentukan kelangsungan proses belajar mengajar di kelas maupun efeknya di luar kelas. Guru adalah sebagai fasilitator (guide in the side) yang harus pandai membawa siswanya kepada tujuan yang hendak dicapai, dengan cara yang lebih baik.
Dengan demikian, dalam pembaharuan pendidikan, keterlibatan guru mulai dari perencanaan inovasi pendidikan sampai dengan pelaksanaan dan evaluasinya memainkan peran yang sangat besar bagi keberhasilan suatu inovasi pendidikan. Degan kata lain dalam pembahruan atau perubahan pendidikan guru berperan sebagai change agent (agen pembaharu).
Agen perubahan adalah bentuk lain dari orang berpengaruh. Mereka sama-sama orang yang mampu mempengaruhi sikap orang lain untuk menerima suatu inovasi. Tapi, agen perubah lebih bersifat formal yang ditugaskan oleh suatu agen tertentu untuk mempengaruhi kliennya. Agen perubah adalah orang-orang professional yang telah mendapatkan pendidikan dan pelatihan tertentu untuk mempengaruhi kliennya. Dengan demikian, kemampuan dan keterampilan agen perubah berperan besar terhadap diterima atau ditolaknya inovasi tertentu.
4.      Metode Pengajaran yang Dapat Digunakan dalam Sistem Pembelajaran di Sekolah
            Terdapat beberapa metode pengajaran yang baik digunakan dalam sistem pembelajaran di sekolah yakni:
·         Metode Demonstrasi
Demonstrasi adalah metode yang digunakan untuk membelajarkan peserta dengan cara menceritakan dan memperagakan suatu langkah-langkah pengerjaan sesuatu. Demonstrasi merupakan praktek yang diperagakan kepada peserta. Karena itu, demonstrasi dapat dibagi menjadi dua tujuan: demonstrasi proses untuk memahami langkah demi langkah; dan demonstrasi hasil untuk memperlihatkan atau memperagakan hasil dari sebuah proses.Biasanya, setelah demonstrasi dilanjutkan dengan praktek oleh peserta sendiri. Sebagai hasil, peserta akan memperoleh pengalaman belajar langsung setelah melihat, melakukan, dan merasakan sendiri. Tujuan dari demonstrasi yang dikombinasikan dengan praktek adalah membuat perubahan pada rana keterampilan
·         Metode Kerja Lapangan
Metode kerja lapangan merupakan metode mengajar dengan mengajak siswa kedalam suatu tempat diluar sekolah yang bertujuan tidak hanya sekedar observasi atau peninjauan saja, tetapi langsung terjun turut aktif ke lapangan kerja agar siswa dapat menghayati sendiri serta bekerja sendiri didalam pekerjaan yang ada dalam masyarakat.
·         Metode Sosiodrama dan Bermain Peran
Metode sosiodrama dan bermain peran merupakan suatu metode mengajar dimana siswa dapat mendramatisasikan tingkah laku atau ungkapan gerak gerik wajah seseorang dalam hubungan sosial antar manusia
·         Metode Seminar
Metode seminar adalah suatu kegiatan ilmiah yang dilakukan oleh beberapa orang dalam suatu sidang yang berusaha membahas / mengupas masalah-masalah atau hal-hal tertentu dalam rangka mencari jalan memecahkannya atau mencari pedoman pelaksanaanya.
·         Metode Kerja Kelompok
Metode kerja kelompok adalah suatu cara menyajikan bahan pelajaran dengan menyuruh pelajar (setelah dikelompok-kelompokkan) mengerjakan tugas tertentu untuk mencapai tujuan pengajaran. Merka bekerja sama dalam memecahkan masalah atau melaksanakan tugas.
·         Metode Ceramah
Metode ceramah adalah metode memberikan uraian atau penjelasan kepada sejumlah murid pada waktu dan tempat tertentu. Dengan kata lain metode ini adalah sebuah metode mengajar dengan menyampaikan informasi dan pengetahuan secara lisan kepada sejumlah siswa yang pada umumnya mengikuti secara pasif. Metode ini disebut juga dengan metode kuliah atau metode pidato. Untuk bidang studi agama, metode ceramah ini masih tepat untuk dilaksanakan. Misalnya, untuk materi pelajaran akidah.
·         Metode E-Learning
Metode Pembelajaran Berbasis E-learning adalah Kegiatan pembelajaran yang memanfaatkan jaringan (Internet, LAN, & WAN) sebagai media penyampaian, interaksi, dan fasilitas.
·         Dsb
5.      Permasalahan-permasalahan yang Terjadi di Sekolah serta Solusi Penyelesaiannya
            Berikut ada lima daftar masalah yang selalu dihadapi para remaja di sekolah:
  1. Perilaku Bermasalah (problem behavior). Masalah perilaku yang dialami remaja di sekolah dapat dikatakan masih dalam kategori wajar jika tidak merugikan dirinya sendiri dan orang lain. Dampak perilaku bermasalah yang dilakukan remaja akan menghambat dirinya dalam proses sosialisasinya dengan remaja lain, dengan guru, dan dengan masyarakat. Perilaku malu dalam dalam mengikuti berbagai aktvitas yang digelar sekolah misalnya, termasuk dalam kategori perilaku bermasalah yang menyebabkan seorang remaja mengalami kekurangan pengalaman. Jadi problem behaviour akan merugikan secara tidak langsung pada seorang remaja di sekolah akibat perilakunya sendiri.
  2. Perilaku menyimpang (behaviour disorder). Perilaku menyimpang pada remaja merupakan perilaku yang kacau yang menyebabkan seorang remaja kelihatan gugup (nervous) dan perilakunya tidak terkontrol (uncontrol). Memang diakui bahwa tidak semua remaja mengalami behaviour disorder. Seorang remaja mengalami hal ini jika ia tidak tenang, unhappiness dan menyebabkan hilangnya konsentrasi diri. Perilaku menyimpang pada remaja akan mengakibatkan munculnya tindakan tidak terkontrol yang mengarah pada tindakan kejahatan. Penyebab behaviour disorder lebih banyak karena persoalan psikologis yang selalu menghantui dirinya.
  3. Penyesuaian diri yang salah (behaviour maladjustment). Perilaku yang tidak sesuai yang dilakukan remaja biasanya didorong oleh keinginan mencari jalan pintas dalam menyelesaikan sesuatu tanpa mendefinisikan secara cermat akibatnya. Perilaku menyontek, bolos, dan melangar peraturan sekolah merupakan contoh penyesuaian diri yang salah pada remaja di sekolah menegah (SLTP/SLTA).
  4. Perilaku tidak dapat membedakan benar-salah (conduct disorder). Kecenderungan pada sebagian remaja adalah tidak mampu membedakan antara perilaku benar dan salah. Wujud dari conduct disorder adalah munculnya cara pikir dan perilaku yang kacau dan sering menyimpang dari aturan yang berlaku di sekolah. Penyebabnya, karena sejak kecil orangtua tidak bisa membedakan perilaku yang benar dan salah pada anak. Wajarnya, orang tua harus mampu memberikan hukuman (punisment) pada anak saat ia memunculkan perilaku yang salah dan memberikan pujian atau hadiah (reward) saat anak memunculkan perilaku yang baik atau benar. Seorang remaja di sekolah dikategorikan dalam conduct disorder apabila ia memunculkan perikau anti sosial baik secara verbal maupun secara non verbal seperti melawan aturan, tidak sopan terhadap guru, dan mempermainkan temannya . Selain itu, conduct disordser juga dikategorikan pada remaja yang berperilaku oppositional deviant disorder yaitu perilaku oposisi yang ditunjukkan remaja yang menjurus ke unsur permusuhan yang akan merugikan orang lain.
  5. Attention Deficit Hyperactivity disorder, yaitu anak yang mengalami defisiensi dalam perhatian dan tidak dapat menerima impul-impuls sehingga gerakan-gerakannya tidak dapat terkontrol dan menjadi hyperactif. Remaja di sekolah yang hyperactif biasanya mengalami kesulitan dalam memusatkan perhatian sehingga tidak dapat menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan kepadanya atau tidak dapat berhasil dalam menyelesaikan tugasnya. Jika diajak berbicara, remaja yang hyperactif tersebut tidak memperhatikan lawan bicaranya. Selain itu, anak hyperactif sangat mudah terpengaruh oleh stimulus yang datang dari luar serta mengalami kesulitan dalam bermain bersama dengan temannya.
Adapun solusi penyelesaiannya yaitu dapat dilakukan dengan cara:
Pertama, memberikan kesempatan untuk mengadakan dialog untuk menyiapkan jalan bagi tindakan bersama.
Sikap mau berdialog antara orangtua, pendidik di sekolah, dan masyarakat dengan remaja pada umumnya adalah kesempatan yang diinginkan para remaja. Dalam hati sanubari para remaja tersimpan kebutuhan akan nasihat, pengalaman, dan kekuatan atau dorongan dari orang tua. Tetapi sering kerinduan itu menjadi macet bila melihat realitas mereka dalam keluarga, di sekolah ataupun dalam lingkungan masyarakat yang tidak memungkinkan karena antara lain begitu otoriter dan begitu bersikap monologis. Menyadari kekurangan ini, lembaga-lembaga pendidikan perlu membuka kesempatan untuk mengadakan dialog dengan para remaja, kaum muda dan anak-anak, entah dalam lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat.
Kedua, menjalin pergaulan yang tulus.
Dewasa ini jumlah orang tua yang bertindak otoriter terhadap anak-anak mereka sudah jauh berkurang. Namun muncul kecenderungan yang sebaliknya, yaitu sikap memanjakan anak secara berlebihan. Banyak orang tua yang tidak berani mengatakan tidak terhadap anak-anak mereka supaya tidak dicap sebagai orangtua yang tidak mempercayai anak-anaknya, untuk tidak dianggap sebagai orangtua kolot, konservatif dan ketinggalan jaman.
Ketiga, memberikan pendampingan, perhatian dan cinta sejati.
Ada begitu banyak orangtua yang mengira bahwa mereka telah mencintai anak-anaknya. Sayang sekali bahwa egoisme mereka sendiri menghalang-halangi kemampuan mereka untuk mencintaianak secara sempurna. “Saya telah memberikan segala-galanya”, itulah keluhan seorang ibu yang merasa kecewa karena anak-anaknya yang ugal-ugalan di sekolah dan di masyarakat. Anak saya anak yang tidak tahu berterima kasih, katanya.

Yang perlu dipahami bahwa setiap individu memerlukan rasa aman dan merasakan dirinya dicintai. Sejak lahir satu kebutuhan pokok yang yang pertama-tama dirasakan manusia adalah kebutuhan akan “kasih sayang” yang dalam masa perkembangan selanjutnya di usia remaja, kasih sayang, rasa aman, dan perasaan dicintai sangat dibutuhkan oleh para remaja. Dengan usaha-usaha dan perlakuan-perlakuan yang memberikan perhatian, cinta yang tulus, dan sikap mau berdialog, maka para remaja akan mendapatkan rasa aman, serta memiliki keberanian untuk terbuka dalam mengungkapkan pendapatnya.
Lewat kondisi dan suasana hidup dalam keluarga, lingkungan sekolah, ataupun lingkungan masyarakat seperti di atas itulah para remaja akan merasa terdampingi dan mengalami perkembangan kepribadian yang optimal dan tidak terkungkung dalam perasaan dan tekanan-tekanan batin yang mencekam. Dengan begitu gaya hidup yang mereka tampilkan benar-benar merupakan proses untuk menemukan identitas diri mereka sendiri yang sebenarnya.
6.      Fungsi, Peran, dan Perlunya Psikolog Sekolah
Seperti yang kita ketahui juga, bahwasannya dengan adanya psikolog sekolah dalam sebuah sekolah, itu sangat membantu para anak sekolah dalam hal tingkah laku, serta permasalahan-permasalahan yang dihadapi oleh si anak. Oleh karena itu, psikolog sekolah itu perlu adanya.
Fungsi Tugas utama dari seorang psikolog sekolah dapat mencakup konsultasi dengan guru kelas tentang masalah perilaku, administrasi tes standar, dan mengembangkan program-program khusus bagi para siswa ditantang secara intelektual dan emosional.
Umumnya, seorang psikolog sekolah tidak hanya melayani satu sekolah, Anda biasanya harus membagi waktu Anda antara beberapa sekolah di wilayah geografis. Jika terapi diindikasikan, psikolog anak umumnya mengacu untuk pengobatan ke fasilitas kesehatan mental di masyarakat.
Tanggung jawab pekerjaan lain dari psikolog sekolah dapat mencakup pelajaran mengajar pada keterampilan orang tua, penyalahgunaan zat dan berbagai topik berkaitan dengan sekolah sehat. Anda juga mungkin perlu melakukan penelitian tentang efektivitas program akademik dan prosedur perilaku manajemen.
Adapun peran psikolog sekolah dalam sekolah
Pelaksanaan psikologi dalam hal diagnostik disekolah:
  • Pelaksanaan tes 
  • Melakukan wawancara dengan siswa, guru, orangtua, serta orang-orang yang terlibat dalam pendidikan siswa 
  • Observasi siswa di kelas, tempat bermain, serta dalam kegiatan sekolah lainnya 
  • Mempelajari data kumulatif prestasi belajar siswa.
7.       Hal-hal yang Diberikan dalam Layanan Psikolog Sekolah
            Konsultasi antara siswa dan psikolog. Dalam hal akademik untuk menunjang pembelajaran. Atau dalam penyelesaian suatu masalah. Pengarahan-pengarahan motivasi untuk menunjang pembelajaran. Memahami keinginan peserta didik untuk mendapatkan suatu hasil yang baik
8.      Perbedaan Psikolog Pendidikan, Psikolog Sekolah, dan Guru BK
Pada dunia barat Psikologi Pendidikan dan Psikologi Sekolah merupakan spesialisasi dari jenis profesi psikolog yang ada. Istilah Psikolog Sekolah kurang terkenal di-Indonesia, sedangkan di dunia barat Istilah ini cenderung lebih dikenal oleh masyarakat sana.
Hal ini dikarenakan belum adanya spesialisasi dalam bidang Psikologi Pendidikan seperti Psikologi Sekolah. Psikolog Sekolah merupakan profesi dengan area kerja yang lebih sempit jika dibandingkan dengan Psikolog Pendidikan.
Pada praktisnya dilapangan para psikolog itu sendiri masih menganggap bahwa Psikologi Sekolah adalah kavelingnya Fakultas Ilmu Pendidikan. Ruang lingkup kerja Psikolog Pendidikan seharusnya dikhususkan untuk Fakultas Ilmu Pendidikan.
Secara tradisional, psikolog yang bekerja di bidang pendidikan dibedakan atas Psikolog Sekolah dan Psikolog Pendidikan. Psikolog Pendidikan dan Psikolog Sekolah dikatakan tidak memiliki banyak perbedaan fungsi dan persiapan pendidikan.
·         Psikolog Pendidikan
Psikolog pendidikan memiliki ruang lingkup kerja yang luas. Psikolog pendidikan menyelesaikan masalah pendidikan sejak pendidikan pra sekolah hingga perguruan tinggi, setting kelas, sistem sekolah, dan sebagainya. Dengan demikian, psikolog pendidikan memiliki peranan penting dalam mencari titik temu dengan tantangan pendidikan pada suatu bangsa. Untuk dapat melihat luasnya cakupan kerja dari psikolog pendidikan, ruang lingkupnya, yaitu:
· Melakukan assesment dan intervensi individual murid sekolah
· Konsultasi mengenai keberfungsian sistem sekolah
· Melakukan assesment pada anak-anak pra-sekolah di rumahnya, dan di sekolah (play group), untuk memberikan rekomendasi alur sekolahnya
· Rekruitmen dan seleksi staf sekolah
· Melakukan penelitian dan evaluasi di sekolah, misalnya anak-anak yang mengalami autis
· Pelatihan, misalnya memberikan pelatihan ketrampilan konseling, pelatihan untuk guru dalam menghadapi anak yang sulit belajar atau dyslexia, pelatihan keterampilan sosial, stress management, dan adolescent counseling
· Assesment orang dewasa untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan tinggi
· Memberikan advice pendidikan yang berkaitan dengan penilaian formal di sekolah yang terkait dengan peraturan-peraturan pendidikan
· Konseling terhadap orang tua murid, khususnya mengenai perilaku anaknya
· Assesment terhadap kebutuhan pendidikan khusus dan disable, anak-anak cacat fisik atau neurologis, dukungan serta kebutuhan dalam setting sekolahnya
· Terapi keluarga, terapi individual untuk anak yang mengalami masalah emosional, masalah keluarga
Dengan demikian, psikolog pendidikan dapat membantu sekolah secara keseluruhan, sehingga sekolah tersebut menjadi lebih efektif dalam mendukung kebutuhan khusus dari murid dalam pendidikan, mengembangkan prosedur perilaku yang efektif, mengembangkan kebijakan lebih efektif dalam rangka meningkatkan kinerja dan kualitas sekolah, dan membicarakan tantangan lain yang menjadi minat staf sekolah.  Upaya yang dilakukan oleh psikolog pendidikan ini dapat meningkatkan atau mengembangkan kehidupan anak secara positif.
·         Psikolog Sekolah
Peran Psikolog Sekolah lebih ditekankan sebagai ahli psikologi sekolah (school psychologist), ahli psikologi masyarakat (community psychologist), dan sebagai guru bidang studi Psikologi Pendidikan.
Terdapat penekanan fungsi peran psikolog sekolah pada tercapainya tujuan pendidikan di sekolah itu sendiri. melakukan diagnostik dalam arti luas, pelaksanaan tes; melakukan wawancara dengan siswa,guru, orangtua dan orang lain yang terlibat dan mempengaruhi pendidikan siswa; observasi dilingkungan sekolah; serta mempelajari data kumulatif prestasi belajar siswa.
Dan bila Psikolog Sekolah adalah ahli yang menerapkan profesi psikologi di sekolah, maka Psikolog Pendidikan kebanyakan bekerja di fakultas dalam lingkungan universitas atau dilembaga penelitian seperti balitbang dan lembaga pendidikan dan latihan (Diklat). Dan lebih berfokus kepada riset pendidikan dan pengembangan metode belajar yang meningkatkan kualitas pendidikan itu sendiri.
·         Guru BK
Bimbingan adalah “proses memberikan bantuan kepada siswa agar ia sebagai pribadi memiliki pemahaman yang benar akan diri pribadinya dan akan dunia di sekitarnya, mengambil keputusan untuk melangkah maju secara optimal dalam perkembangannya dan dapat menolong dirinya sendiri menghadapi serta memecahkan masalah-masalahnya, semuanya demi tercapainya penyesuaian yang sehat dan demi kemajuan dan kesejahteraan mentalnya”
Sedangkan konseling diartikan sebagai “proses interaksi antara konselor dengan klien/konselee baik secara langsung (tatap muka) atau tidak langsung (melalui media internet atau telepon) dalam rangka membantu klien agar dapat mengembangkan potensi dirinya atau memecahkan masalah yang dialaminya”.
Bimbingan konseling menempati bidang pembimbingan siswa dalam keseluruhan, proses dan kegiatan pendidikan. Pemberian bimbingan konseling kepada siswa agar masing-masing siswa dapat berkembang menjadi pribadi yang mandiri secara optimal. Bimbingan konseling dapat berfungsi pengembangan artinya, bimbingan yang diberikan dapat membantu para siswa dalam mengembangkan keseluruhan pribadinya secara lebih terarah dan mantap. 

sumber: http://www.todaypos.com/perbedaan-psikologi-pendidikan-dengan-psikologi-sekolah.html

pendidikan untuk anak berkebutuhan khusus...

anak berkebutuhan khusus adalah....
Anak berkebutuhan khusus (Heward) adalah anak dengan karakteristik khusus yang berbeda dengan anak pada umumnya tanpa selalu menunjukan pada ketidakmampuan mental, emosi atau fisik.
Anak dengan kebutuhan khusus adalah anak yang secara signifikan mengalami kelainan/ penyimpangan (fisik, mental-intelektual, sosial, dan emosional) dalam proses pertumbuhkembangannya dibandingkan dengan anak-anak lain yang seusia sehingga memerlukan pelayanan pendidikan khusus.Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) merupakan istilah lain untuk menggantikan kata “Anak Luar Biasa (ALB)” yang menandakan adanya kelainan khusus. Anak berkebutuhan khusus mempunyai karakteristik yang berbeda antara yang satu dengan yang lainnya. Karena karakteristik dan hambatan yang dimilki, ABK memerlukan bentuk pelayanan pendidikan khusus yang disesuaikan dengan kemampuan dan potensi mereka.

karakter anak berkebutuhan khusus
 
a.Tunagrahita (Mental retardation) 
1.Penampilan fisik tidak seimbang, misalnya kepala terlalu kecil/besar,
2.Tidak dapat mengurus diri sendiri sesuai usia,
3.Perkembangan bicara/bahasa terlambat
4.Tidak ada/kurang sekali perhatiannya terhadap lingkungan (pandangan kosong),
5.Koordinasi gerakan kurang (gerakan sering tidak terkendali),
6.Sering keluar ludah (cairan) dari mulut (ngiler).
b. Tunalaras (Emotional or behavioral disorder) 
Tunalaras adalah individu yang mengalami hambatan dalam mengendalikan emosi dan kontrol sosial. individu tunalaras biasanya menunjukan prilaku menyimpang yang tidak sesuai dengan norma dan aturan yang berlaku disekitarnya. Tunalaras dapat disebabkan karena faktor internal dan faktor eksternal yaitu pengaruh dari lingkungan sekitar.
1.Tidak mampu belajar bukan disebabkan karena factor intelektual, sensori atau kesehatan.
2.Tidak mampu untuk melakukan hubungan baik dengan teman-teman dan guru-guru.
3.Bertingkah laku atau berperasaan tidak pada tempatnya.
4.Secara umum mereka selalu dalam keadaan pervasive dan tidak menggembirakan atau depresi.
5.Bertendensi kea rah symptoms fisik: merasa sakit atau ketakutan berkaitan dengan orang atau permasalahan di sekolah.
Anak yang mengalami gangguan emosi dan perilaku juga bisa diidentifikasi melalui indikasi berikut:
1.Bersikap membangkang,
2.Mudah terangsang emosinya,
3.Sering melakukan tindakan aggresif,
4.Sering bertindak melanggar norma social/norma susila/hukum.

c. Tunarungu Wicara (Communication disorder and deafness) 
Tunarungu adalah individu yang memiliki hambatan dalam pendengaran baik permanen maupun tidak permanen. Klasifikasi tunarungu berdasarkan tingkat gangguan pendengaran adalah:
Berikut identifikasi anak yang mengalami gangguan pendengaran:
1.Tidak mampu mendengar,
2.Terlambat perkembangan bahasa,
3.Sering menggunakan isyarat dalam berkomunikasi,
4.Kurang/tidak tanggap bila diajak bicara,
5.Ucapan kata tidak jelas,
6.Kualitas suara aneh/monoton,
7.Sering memiringkan kepala dalam usaha mendengar,
8.Banyak perhatian terhadap getaran,
9.Keluar nanah dari kedua telinga,
10.Terdapat kelainan organis telinga. 

d. Tunanetra (Partially seing and legally blind)
Berikut identifikasi anak yang mengalami gangguan penglihatan:
1.Tidak mampu melihat,
2.Tidak mampu mengenali orang pada jarak 6 meter,
3.Kerusakan nyata pada kedua bola mata,
4.Sering meraba-raba/tersandung waktu berjalan,
5.Mengalami kesulitan mengambil benda kecil di dekatnya,
6.Bagian bola mata yang hitam berwarna keruh/besisik/kering,
7.Mata bergoyang terus. 

e. Tunadaksa (physical disability)
Berikut identifikasi anak yang mengalami kelainan anggota tubuh tubuh/gerak tubuh:
1.Anggota gerak tubuh kaku/lemah/lumpuh,
2.Kesulitan dalam gerakan (tidak sempurna, tidak lentur/tidak terkendali),
3.Terdapat bagian anggota gerak yang tidak lengkap/tidak sempurna/lebih kecil dari biasa,
4.Terdapat cacat pada alat gerak,
5.Jari tangan kaku dan tidak dapat menggenggam,
6.Kesulitan pada saat berdiri/berjalan/duduk, dan menunjukkan sikap tubuh tidak normal,
7.Hiperaktif/tidak dapat tenang. 

f. Tunaganda (Multiple handicapped) 
Menurut Johnston & Magrab, tunaganda adalah mereka yang mempunyai kelainan perkembangan mencakup kelompok yang mempunyai hambatan-hambatan perkembangan neurologis yang disebabkan oleh satu atau dua kombinasi kelainan dalam kemampuan seperti intelegensi, gerak, bahasa, atau hubungan pribadi di masyarakat.

h. Anak Berbakat (Giftedness and special talents)

i. Anak Autistik 
Nilai standarnya 1Autism Syndrome merupakan kelainan yang disebabkan adanya hambatan pada ketidakmampuan berbahasa yang diakibatkan oleh kerusakan pada otak. Gejala-gejala autism menurut Delay & Deinaker (1952) dan Marholin & Philips (1976) antara lain:
1.Senang tidur bermalas-malasan atau duduk menyendiri dengan tampang acuh, muka pucat, dan mata sayu dan selalu memandang ke bawah.
2.Selalu diam sepanjang waktu.
3.Jika ada pertanyaan terhadapnya, jawabannya sangat pelan dengan nada monoton, kemudian dengan suara yang aneh akan menceritakan dirinya dengan beberapa kata kemudian diam menyendiri lagi.
4.Tidak pernah bertanya, tidak menunjukkan rasa takut dan tidak menyenangi sekelilingnya.
5.Tidak tampak ceria.
6.Tidak peduli terhadap lingkungannya, kecuali terhadap benda yang disukainya. 

j. Hyperactive (Attention Deficit Disorder with Hyperactive)
Hyperactive bukan merupakan penyakit tetapi suatu gejala atau symptoms. (Batshaw & Perret, 1986: 261).symptoms terjadi disebabkan oleh factor-faktor brain damage, an emotional disturbance, a hearing deficit or mental retardaction. Dewasa ini banyak kalangan medis masih menyebut anak hiperaktif dengan istilah attention deficit disorder (ADHD) (Solek, P. 2004:4)

Di bawah ini beberapa strategi pembelajaran bagi anak berkebutuhan khusus: 
1. Strategi pembelajaran bagi anak tunanetra
Strategi pembelajaran pada dasarnya adalah pendayagunaan secara tepat dan optimal dari semua komponen yang terlibat dalam proses pembelajaran yang meliputi tujuan, materi pelajaran, media, metode, siswa, guru, lingkungan belajar dan evaluasi sehingga proses pembelajaran berjalan dengan efektif dan efesien. Beberapa hal yang dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan strategi pembelajaran , antara lain:
  1. Berdasarkan pengolahan pesan terdapat dua strategi yaitu strategi pembelajaran deduktif dan induktf.
  2. Berdasarkan pihak pengolah pesan yaitu strategi pembelajaran ekspositorik dan heuristic.
  3. Berdasarkan pengaturan guru yaitu strategi pembelajaran dengan seorang guru dan beregu.
  4. Berdasarkan jumlah siswa yaitu strategi klasikal, kelompok kecil dan individual.
  5. Beradsarkan interaksi guru dan siswa yaitu strategi tatap muka, dan melalui media.
Selain strategi yang telah disebutkan di atas, ada strategi lain yang dapat diterapkan yaitu strategi individualisasi, kooperatif dan modifikasi perilaku. 

2. Strategi pembelajaran bagi anak berbakat
Strategi pembelajaran yang sesuai denagan kebutuhan anak berbakat akan mendorong anak tersebut untuk berprestasi. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam meneentukan strategi pembelajaran adalah :
  1. Pembelajaran harus diwarnai dengan kecepatan dan tingkat kompleksitas.
  2. Tidak hanya mengembangkan kecerdasan intelektual semata tetapi juga mengembangkan kecerdasan emosional.
  3. Berorientasi pada modifikasi proses, content dan produk.
Model-model layanan yang bias diberikan pada anak berbakat yaitu model layanan perkembangan kognitif-afektif, nilai, moral, kreativitas dan bidang khusus.3. Strategi pembelajaran bagi anak tunagrahita
Strtegi pembelajaran anak tunagrahita ringan yang belajar di sekolah umum akan berbeda dengan strategi anak tunagrahita yang belajar di sekolah luar biasa. Strategi yang dapat digunakan dalam mengajar anak tunagrahita antara lain;
  1. Strategi pembelajaran yang diindividualisasikan
  2. Strategi kooperatif
  3. Strategi modifikasi tingkah laku
3. Strategi pembelajaran bagi anak tunagrahita
Strtegi pembelajaran anak tunagrahita ringan yang belajar di sekolah umum akan berbeda dengan strategi anak tunagrahita yang belajar di sekolah luar biasa. Strategi yang dapat digunakan dalam mengajar anak tunagrahita antara lain;
  1. Strategi pembelajaran yang diindividualisasikan
  2. Strategi kooperatif
  3. Strategi modifikasi tingkah laku 
4.Strategi pembelajaran bagi anak tunadaksa
Strategi yang bias diterapkan bagi anak tunadaksa yaitu melalui pengorganisasian tempat pendidikan, sebagai berikut:
  1. Pendidikan integrasi (terpadu)
  2. Pendidikan segresi (terpisah)
  3. Penataan lingkungan belajar
5.Strategi pembelajaran bagi anak tunalaras
Untuk memberikan layanan kepada anak tunalaras, Kauffman (1985) mengemukakan model-model pendekatan sebagai berikut;
  1. Model biogenetic
  2. Model behavioral/tingkah laku
  3. Model psikodinamika dan model ekologis
sumber:http://blog.uin-malang.ac.id/ansur/2011/06/14/strategi-pembelajaran-bagi-anak-berkebutuhan-khusus/

”cognition and language” yang pernah saya alami


Tentang pemecahan masalah secara kreatif yang berlangsung dalam 4 langkah:
1.preparation
2.incubation
3.illmuniation
4.verification
Contoh kasus yang pernah saya alami :
1.Preparation       :pada saat liburan UAS kemarin,saya ingin mendekorasi kamar menjadi lebih menarik dan indah.tapi saya tidak punya uang untuk membeli barang-barang yang mahal seperti lampu hias,dan lain-lain.yang saya miliki hanyalah karton warna-warni,kertas jeruk,kertas origami,lem,gunting,foto semasa kecil dan foto-foto dengan sahabat dekat.
2.Incubation        :saya duduk dan berfikir di kamar tentang apa yang harus saya perbuat agar kamar bisa menjadi lebih bagus tanpa harus membeli barang-barang mahal untuk menghias kamar.
3.Illmuniation     : (AHA) saya pun mendapatkan ide setelah 30menit sudah duduk dan berfikir tentang apa       yang harus saya lakukan agar kamar terlihat indah dan tidak monoton.saya berfikir “saya kan bisa menggunakan karton warna-warni,kertas jeruk,kertas origami,lem,foto semasa kecil,foto dengan sahabat-sahabat untuk menjadi hiasan kamar.dengan cara membentuk karton warna warni dan menempelkan foto semasa kecil/foto bersama sahabat-sahabat lalu ditempel didinding.setelah itu saya juga bisa membuat bunga-bunga kecil dengan kertas origami,ataupun membuat burung mainan dari kertas origami dan menggantungnya dilangit-langit kamar.
4.Verification     :saya pun mulai mengerjakan misi/ide saya terhadap kamar saya setahap demi setahap.sampai akhir nya menjadi kamar yang indah J
3 strategi pemecahan masalah:
Trial and error:mencoba setiap kemungkinan .dan memakan Waktu cukup lama,dan tidak menjamin masalah selesai.
Algorithm :pola penyelesaiannya secara sistematis,dan dan menjamin akan memperolah solusi yang tepat
Heuristic reasoning: Penggunaan strategi yang menambah kemungkinan ditemukannya solusi yang benar ,Tidak sistematis,hasil atau solusi yang didapat belum tentu tepat.


Contoh kasus yang pernah saya alami :
Trial and error
                Saya pernah menyimpan nomor hp sahabat smp saya di salah satu buku pelajaran smp saya.sampai sekarang saya lupa menyimpan nya dimana.satu tahun yang lalu saya coba mencari nya di tumpukan buku-buku digudang.saya membuka semua buku dan saya tidak menemukannya.mungkin saja karena kelelahan pada 10buku terakhir saya membuka buku-buku tersebut dengan cepat dan dengan pengamatan yang singkat.lalu saya tidak pernah mencoba mencari nya lagi.
Algorithm
                Seminggu yang lalu saya mencari buku tabungan saya dan pada saat itu juga saya ingat dimana saya meletakkan buku tabungan saya.saya meletakkan nya di atas lemari di lempitan buku-buku majalah yang sudah tidak terpakai lagi.lalu saya memanjat lemari dengan bangku dan menurunkan dengan perlahan tumpukan buku-buku dan menemukan buku tabungan yang saya cari.
Heuristic reasoning
                Saya pernah mengalami putus cinta.disaat itu hubungan saya dan pacar sudah berjalan 3 tahun dari saya masih sma kelas 1 sampai sma kelas 3.dan akhir nya kami putus karena kesalah pahaman saya.mantan saya ini biasanya selalu menelpon setiap malam dan selalu mengajak saya jalan dihari minggu dan malam minggu.tapi entah kenapa sebelum sebulan kami putus dia jadi berubah.dia sudah jarang menelpon duluan dan jarang sekali mengajak saya jalan.lalu saya merasa sedih dan tidak menanyakan hal tersebut dengan mantan saya tersebut karena malu.lalu saya ingat dengan kejadian teman saya yang ditinggal pacarnya karena pacar nya selingkuh.saya yakin dengan asumsi tersebut karena salah satu factor nya sama teman saya juga sering tidak ditelpon lagi dan tidak pernah diajaka jalan lagi.lalu seminggu kemudian saya memutuskan pacar saya tersebut.satu minggu kemudian saya baru dengar dari teman baik nya bahwa dia tidak pernah menelpon dan mengajak jalan karena dia sedang sibuk dengan kuliah dan hobi nya didunia otomotif.