Jumat, 30 Maret 2012

pendidikan anak usia dini

Pengertian Pendidikan Anak Usia Dini

Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut, yang diselenggarakan pada jalur formal, nonformal, dan informal.

Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang menitikberatkan pada peletakan dasar ke arah pertumbuhan dan perkembangan fisik (koordinasi motorik halus dan kasar), kecerdasaan (daya pikir, daya cipta, kecerdasan emosi, kecerdasan spiritual), sosio emosional (sikap dan perilaku serta agama) bahasa dan komunikasi, sesuai dengan keunikan dan tahap-tahap perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini.

Saat ini bidang ilmu pendidikan, psikologi, kedokteran, psikiatri, berkembang dengan sangat pesat. Keadaan itu telah membuka wawasan baru terhadap pemahaman mengenai anak dan mengubah cara perawatan dan pendidikan anak. Setiap anak mempunyai banyak bentuk kecerdasan (Multiple Intelligences) yang menurut Howard Gardner terdapat delapan domain kecerdasan atau intelegensi yang dimiliki semua orang, termasuk anak. Kedelapan domain itu yaitu inteligensi music, kinestetik tubuh, logika matematik, linguistik (verbal), spasial, naturalis, interpersonal dan intrapersonal.

 

Tantangan Pendidikan Anak Usia Dini di Indonesia

Sampai saat ini masi ada beberapa masalah yang dapat menghambat perluasan kesempatan dan pemerataan akses mengikuti PAUD serta peningkatan mutu PAUD di Indonesia, namun semua itu kita anggap sebagai tantangan yang menarik sehingga untuk mengatasinya diperlukan kreatifivitas dan inovasi yang berkelanjutan.

 

Tantangan yang prioritas untuk diatasi antara lain:

1.Jumlah anak yang belum mengikuti PAUD masih cukup besar. 

2.Sarana dan prasarana belajar secara kuantitatif maupun kualitatif masih terbatas, hal ini disebabkan oleh terbatasnya kreativitas guru PAUD untuk menciptakan dan mengembangkan metode pembelajaran dan sumber belajar dengan memanfaatkan potensi budaya dan alam sekitar. 

3.Kompetensi sebagian besar guru PAUD masih belum memadai karena sebagian besar dari mereka tidak berasal dari latar belakang pendidikan PAUD dan mereka belum memperoleh pelatihan yang berkaitan dengan komsep dan ilmu praktis tentang PAUD. 

4.Perbedaan Angka Partisipasi Kasar (APK) peserta PAUD di daerah perkotaan dan perdesaan masih sangat besar.

 

Ada empat pertimbangan pokok pentingnya pendidikan anak usia dini, yaitu: 

(1) menyiapkan tenaga manusia yang berkualitas,

(2) mendorong percepatan perputaran ekonomi dan rendahnya biaya sosial karena tingginya produktivitas kerja dan daya tahan,

(3) meningkatkan pemerataan dalam kehidupan masyarakat,

(4) menolong para orang tua dan anak-anak.

 

Pendidikan anak usia dini tidak sekedar berfungsi untuk memberikan pengalaman belajar kepada anak, tetapi yang lebih penting berfungsi untuk mengoptimalkan perkembangan otak. Pendidikan anak usia dini sepatutnya juga mencakup seluruh proses stimulasi psikososial dan tidak terbatas pada proses pembelajaran yang terjadi dalam lembaga pendidikan. Artinya, pendidikan anak usia dini dapat berlangsung dimana saja dan kapan saja seperti halnya interaksi manusia yang terjadi di dalam keluarga, teman sebaya, dan dari hubungan kemasyarakatan yang sesuai dengan kondisi dan perkembangan anak usia dini.

 

2.4 Peran Orang Tua dalam Pendidikan Anak Usia Dini

Anak adalah perwujudan cinta kasih orang dewasa yang siap atau tidak untuk menjadi orang tua. Memiliki anak, siap atau tidak, mengubah banyak hal dalam kehidupan, dan pada akhirnya mau atau tidak kita dituntut untuk siap menjadi orang tua yang harus dapat mempersiapkan anak-anak kita agar dapat menjalankan kehidupan masa depan mereka dengan baik.

Mengenal, mengetahui, memahami dunia anak memang bukan sesuatu yang mudah. Dunia yang penuh warna-warni, dunia yang segalanya indah, mudah, ceria, penuh cinta, penuh keajaiban dan penuh kejutan. Dunia yang seharusnya dimiliki oleh setiap anak anak namun dalam kepemilikanya banyak bergantung pada peranan orang tua.

Para ahli sependapat bahwa peranan orang tua begitu besar dalam membantu anak-anak agar siap memasuki gerbang kehidupan mereka. Ini berarti bahwa jika berbicara tentang gerbang kehidupan mereka, maka akan membicarakan prospek kehidupan mereka 20-25 tahun mendatang. Pada tahun itulah mereka memasuki kehidupan yang sesungguhnya. Masuk ke dalam kemandirian penuh, masuk ke dalam dunia mereka yang independen yang sudah seharusnya terlepas penuh dari orang tua dimana keputusan-keputusan hidup mereka sudah harus dapat dilakukan sendiri. Disinilah peranan orang tua sudah sangat berkurang dan sebagai orang tua, pada saat itu kita hanya dapat melihat buah hasil didikan kita sekarang, tanpa dapat melakukan perubahan apapun.

Mengapa orang tua perlu meningkatkan intelektualitas anak demi mempersiapkan mereka masuk sekolah? Jawabannya, sekolah saat ini meminta persyaratan yang cukup tinggi dari kualitas seorang siswa. Masih didapat siswa yang masuk SD sudah diperkenalkan dengan berbagai macam pelajaran dan ilmu sejak dini. Anak-anak sudah harus memiliki kreativitas yang tinggi sejak kecil. Oleh sebab itu, anak-anak yang memiliki intelektualitas yang tinggi akan lebih mudah menerima dengan baik semua yang diajarkan. Mereka akan memiliki kepercayaan diri yang tinggi, lebih mudah beradaptasi, lebih mudah menerima hal-hal yang baru, atau intelektualitas anak bisa dikembangkan jauh sebelum mereka masuk ke sekolah. Kondisi seperti itulah yang menempatkan orang tua sebagai guru pertama dan utama bagi anak-anaknya dalam program pendidikan informal yang terjadi di lingkungan keluarga.


sumber:  
http://sadidadalila.wordpress.com/2010/01/03/pentingnya-pendidikan-anak-usia-dini-di-indonesia/
http://pkbmcibanggala.blogspot.com/2012/03/mengenal-pendidikan-anak-usia-dini-di.html

Selasa, 20 Maret 2012

memory PUM2


False memory yang pernah saya alami :
ibu saya pernah kecopetan saat belanja di suatu pasar.kebetulan dia mengendarai mobil,dia menyempatkan diri untuk mampir ke pasar karena hendak membeli kunyit.lalu diparkirkan lah mobil nya.tak lama dia kembali tas yang dia letakkan di dasbor mobil hilang dan kaca mobil bagian depan sudah pecah.dia tidak membawa tas karena dia menganggap Cuma sebentar saja karena hanya ingin membeli kunyit.setelah itu dia memutuskan untuk menelfon saya.saat berbicara di telpon dia sangat panic dan saya juga tidak begitu mengerti maksud jelas nya.karena itu ibu saya menangis sambil berbicara hanya beberapa kata.tas hilang…lalu dia menangis lagi dan melanjutkan “di mobil hilang”.lalu saya menyuruh ibu saya untuk tenang dan saya pun menelpon ayah saya agar dia segera pulang.karena tidak begitu jelas saya berasumsi “mobil hilang” ketika ayah saya bertanya saya pun menjawab mobil hilang.ketika sampai disana ternyata mobil masih ada dan hanya tas lah yang hilang dan kaca mobil yang pecah.
Jadi false memory nya :saya menganggap mobil hilang.padahal tas yang hilang :)

Jumat, 16 Maret 2012

Teori Intelegensi James Mckeen Cattell

 
nama anggota :
ririn hapsari 11-103

Di Amerika, seorang tokoh pencetus istilah “tes mental”, James Mckeen Cattell (1860-1944) mengembangkan bentuk skala pengukuran intelegensi yang banyak mengukur kemampuan fisik,  yang menerbitkan bukunya mental tes and measurements di tahun 1890. Buku ini berisi serangkaian tes intelegensi yang terdiri  atas 10 jenis ukuran. Ke-10 macam ukuran tersebut adalah:
a. Dinamo meter peasure, yaitu ukuran kekuatan tangan menekan pegas yang dianggap sebagai indikator aspek psikofisiologis
b. Rate of movement, yaitu kecepatan gerak tangan dalam satuan waktu tertentu yang dianggap memiliki komponen mental didalamnya.
c. Sensation areas, yaitu pengukuran jarak terkecil diantara 2 tempat yang terpisah dikulit yang masih dapat dirasakan sebagai 2 titik berbeda.
d. Peasue caosing pain, yaitu pengukuran yamg dianggap berguna dalam diaknosis terhadap penyakit saraf dan dalam mempelajari status kesadaran abnormal.
e. Least noticabele difference in weight, yaitu pengukuran perbedaan berat yang terkecil yang masih dapat dirasakan seseorang.
f. Reaction time for sound, yang mengukur waktu antara pemberian stimulus dengan timbulnya reaksi tercepat.
g. Time for naming colors, yang dimaksudkan sebagai ukuran terhadap proses yang lebih”mental”daripada waktu-reaksi yang dianggap reflektif.,
h. Bisection of a 50-cm line, yang dianggap sebagai suatu ukuran terhadap akurasi “ space judgment’
i. Judgment of 10second time, yang dimaksudkan sebagai ukuran akurasi dalam ‘time judgment’( subyek diminta menghitung 10 detik tampa bantuan apapun).
j. Number of latters repeated upon once hearing, yang dimaksudkan sebagai ukuran terhadap perhatian dan ingatan( subyek diminta mengulang huruf yang sudah disebutkan 1x)
Daftar Pustaka:
http://chenziieytha.blogspot.com/2010/01/inteligensi-definisi-dan-teori.html
http://psychologymania.wordpress.com/2011/07/09/sejarah-pengukuran-intelegensi-jenis-jenis-intelegensi-dan-pendekatan-pendekatan-intelegensi/

intelegensi

Menurut david wechsler, inteligensi adalah kemampuan untuk bertindak secara terarah, berpikir secara rasional, dan menghadapi lingkungannya secara efektif. secara garis besar dapat disimpulkan bahwa inteligensi adalah suatu kemampuan mental yang melibatkan proses berpikir secara rasional. Oleh karena itu, inteligensi tidak dapat diamati secara langsung, melainkan harus disimpulkan dari berbagai tindakan nyata yang merupakan manifestasi dari proses berpikir rasional itu.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi inteligensi adalah :
Faktor bawaan atau keturunan
Penelitian membuktikan bahwa korelasi nilai tes IQ dari satu keluarga sekitar 0,50. Sedangkan di antara 2 anak kembar, korelasi nilai tes IQnya sangat tinggi, sekitar 0,90. Bukti lainnya adalah pada anak yang diadopsi. IQ mereka berkorelasi sekitar 0,40 – 0,50 dengan ayah dan ibu yang sebenarnya, dan hanya 0,10 – 0,20 dengan ayah dan ibu angkatnya. Selanjutnya bukti pada anak kembar yang dibesarkan secara terpisah, IQ mereka tetap berkorelasi sangat tinggi, walaupun mungkin mereka tidak pernah saling kenal.
Faktor lingkungan
Walaupun ada ciri-ciri yang pada dasarnya sudah dibawa sejak lahir, ternyata lingkungan sanggup menimbulkan perubahan-perubahan yang berarti. Inteligensi tentunya tidak bisa terlepas dari otak. Perkembangan otak sangat dipengaruhi oleh gizi yang dikonsumsi. Selain gizi, rangsangan-rangsangan yang bersifat kognitif emosional dari lingkungan juga memegang peranan yang amat penting.
Inteligensi dan IQ
Orang seringkali menyamakan arti inteligensi dengan IQ, padahal kedua istilah ini mempunyai perbedaan arti yang sangat mendasar. Arti inteligensi sudah dijelaskan di depan, sedangkan IQ atau tingkatan dari Intelligence Quotient, adalah skor yang diperoleh dari sebuah alat tes kecerdasan. Dengan demikian, IQ hanya memberikan sedikit indikasi mengenai taraf kecerdasan seseorang dan tidak menggambarkan kecerdasan seseorang secara keseluruhan.
Skor IQ mula-mula diperhitungkan dengan membandingkan umur mental (Mental Age) dengan umur kronologik (Chronological Age). Bila kemampuan individu dalam memecahkan persoalan-persoalan yang disajikan dalam tes kecerdasan (umur mental) tersebut sama dengan kemampuan yang seharusnya ada pada individu seumur dia pada saat itu (umur kronologis), maka akan diperoleh skor 1. Skor ini kemudian dikalikan 100 dan dipakai sebagai dasar perhitungan IQ. Tetapi kemudian timbul masalah karena setelah otak mencapai kemasakan, tidak terjadi perkembangan lagi, bahkan pada titik tertentu akan terjadi penurunan kemampuan.
Pengukuran Inteligensi
Pada tahun 1904, Alfred Binet dan Theodor Simon, 2 orang psikolog asal Perancis merancang suatu alat evaluasi yang dapat dipakai untuk mengidentifikasi siswa-siswa yang memerlukan kelas-kelas khusus (anak-anak yang kurang pandai). Alat tes itu dinamakan Tes Binet-Simon. Tes ini kemudian direvisi pada tahun 1911.
Tahun 1916, Lewis Terman, seorang psikolog dari Amerika mengadakan banyak perbaikan dari tes Binet-Simon. Sumbangan utamanya adalah menetapkan indeks numerik yang menyatakan kecerdasan sebagai rasio (perbandingan) antara mental age dan chronological age. Hasil perbaikan ini disebut Tes Stanford_Binet. Indeks seperti ini sebetulnya telah diperkenalkan oleh seorang psikolog Jerman yang bernama William Stern, yang kemudian dikenal dengan Intelligence Quotient atau IQ. Tes Stanford-Binet ini banyak digunakan untuk mengukur kecerdasan anak-anak sampai usia 13 tahun.
Salah satu reaksi atas tes Binet-Simon atau tes Stanford-Binet adalah bahwa tes itu terlalu umum. Seorang tokoh dalam bidang ini, Charles Sperrman mengemukakan bahwa inteligensi tidak hanya terdiri dari satu faktor yang umum saja (general factor), tetapi juga terdiri dari faktor-faktor yang lebih spesifik. Teori ini disebut Teori Faktor (Factor Theory of Intelligence). Alat tes yang dikembangkan menurut teori faktor ini adalah WAIS (Wechsler Adult Intelligence Scale) untuk orang dewasa, dan WISC (Wechsler Intelligence Scale for Children) untuk anak-anak.
Di samping alat-alat tes di atas, banyak dikembangkan alat tes dengan tujuan yang lebih spesifik, sesuai dengan tujuan dan kultur di mana alat tes tersebut dibuat.
Inteligensi dan Bakat
Inteligensi merupakan suatu konsep mengenai kemampuan umum individu dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Dalam kemampuan yang umum ini, terdapat kemampuan-kemampuan yang amat spesifik. Kemampuan-kemampuan yang spesifik ini memberikan pada individu suatu kondisi yang memungkinkan tercapainya pengetahuan, kecakapan, atau ketrampilan tertentu setelah melalui suatu latihan. Inilah yang disebut Bakat atau Aptitude. Karena suatu tes inteligensi tidak dirancang untuk menyingkap kemampuan-kemampuan khusus ini, maka bakat tidak dapat segera diketahui lewat tes inteligensi.
Alat yang digunakan untuk menyingkap kemampuan khusus ini disebut tes bakat atau aptitude test. Tes bakat yang dirancang untuk mengungkap prestasi belajar pada bidang tertentu dinamakan Scholastic Aptitude Test dan yang dipakai di bidang pekerjaan adalah Vocational Aptitude Test dan Interest Inventory. Contoh dari Scholastic Aptitude Test adalah tes Potensi Akademik (TPA) dan Graduate Record Examination (GRE). Sedangkan contoh dari Vocational Aptitude Test atau Interest Inventory adalah Differential Aptitude Test (DAT) dan Kuder Occupational Interest Survey.
Inteligensi dan Kreativitas
Kreativitas merupakan salah satu ciri dari perilaku yang inteligen karena kreativitas juga merupakan manifestasi dari suatu proses kognitif. Meskipun demikian, hubungan antara kreativitas dan inteligensi tidak selalu menunjukkan bukti-bukti yang memuaskan. Walau ada anggapan bahwa kreativitas mempunyai hubungan yang bersifat kurva linear dengan inteligensi, tapi bukti-bukti yang diperoleh dari berbagai penelitian tidak mendukung hal itu. Skor IQ yang rendah memang diikuti oleh tingkat kreativitas yang rendah pula. Namun semakin tinggi skor IQ, tidak selalu diikuti tingkat kreativitas yang tinggi pula. Sampai pada skor IQ tertentu, masih terdapat korelasi yang cukup berarti. Tetapi lebih tinggi lagi, ternyata tidak ditemukan adanya hubungan antara IQ dengan tingkat kreativitas.
Para ahli telah berusaha mencari tahu mengapa ini terjadi. J. P. Guilford menjelaskan bahwa kreativitas adalah suatu proses berpikir yang bersifat divergen, yaitu kemampuan untuk memberikan berbagai alternatif jawaban berdasarkan informasi yang diberikan. Sebaliknya, tes inteligensi hanya dirancang untuk mengukur proses berpikir yang bersifat konvergen, yaitu kemampuan untuk memberikan satu jawaban atau kesimpulan yang logis berdasarkan informasi yang diberikan. Ini merupakan akibat dari pola pendidikan tradisional yang memang kurang memperhatikan pengembangan proses berpikir divergen walau kemampuan ini terbukti sangat berperan dalam berbagai kemajuan yang dicapai oleh ilmu pengetahuan.
sumber:http://keluargacemara.com/pendidikan/pendidikan-anak/intelegensi-dan-iq.html

psikologi pendidikan dan teknologi pembelajaran

apabila kita membahas keterkaitan antara pendidikan dan teknologi pembelajaran.ada baiknya membahas atau meninjau nya dari beberapa sudut pandang:
-revolusi pendidikan
-internet
-teknologi dan diversitas sosiokultural
Revolusi Teknologi
jika seorang murid ingin menjadi seseorang yang sukses maka murid itu harus bisa mengikuti perkembangan teknologi yang ada.
revolusi teknologi:bagian dari masyarakat informasi dimana kita kini hidup.didunia yang kini berorientasi teknologi,kompetensi orang makin ditantang dan diperluas dengan cepat.
misalkan seorang guru harus mendidik anak didiknya dengan tema gurun pasir.sementara di daerah tempat dia mengajar tidak tersedia gurun pasir.jadi guru tersebut bisa memanfaatkan paket CD-ROM di kelas untuk mengeksplorasi ekologi gurun pasir.dengan membuat lingkungan gurun dikomputer,menambah tanaman dan hewan digurun.dan kemudian mencari tahu apakah tanaman dan hewan yang mereka pilih tersebut bisa bertahan digurun.pembelajaran gurun dengan menggunakan teknologi komputer akan menghasilkan pembelajaran yang lebih eksploratif dan interaktif dari pada hanya membaca buku.
tetapi masalah utama yang harus diatasi adalah masih banyak guru-guru yang belum memiliki kemampuan memadai menggunakan komputer.dan banyak sekolah tidak menyediakan workshop atau pelatihan yang dibutuhkan.
dan segala sesuatu nya bisa berjalan dengan lancar apabila ketika sekolah mempunyai guru yang terlatih secara teknologis maka resolusi teknologi akan benar-benar mengubah sekolah-sekolah.
Internet.
internet merupakan inti dari komunikasi melalui internet.
world wide web adalah sistem pengambilan informasi hypermedia yang menghubungkan berbagai materi internet.materi ini mencakup teks dan grafis.
indeks web dan mesin pencari seperti google,GoTo,infossek,looksmart,lycos,northern light,dan yahoo! dapat membantu murid menemukan informasi yang mereka cari dengan memeriksa berbagai sumber.
Website adalah lokasi individu atau organisasi di internet.website menampilkan informasi yang dimasukkan oleh individu atau organisasi.
E-mail adalah singkatan dari electronic mail dan merupakan bagian penting dari internet.pesan dapat dikirim dan di terima dari individu atau dari banyak individu sekaligus.
internet dapat membantu anak belajar dengan baik akan tetapi internet juga memiliki kelemahan.misalnya ketika anak tersebut sudah mengerti menggunakn internet dia malah menggunakan kesempatan itu untuk hal yang negatif seperti membuka situs pornografi.
Teknologi dan diversitas sosiokultural
terkadang teknologi sering membawa isu sosial.penggunaan teknologi disekolah terutama komputer akan memperlebar jurang perbedaan antara si miskin dan sikaya atau pria dan wanita.
sekolah yang memiliki lebih banyak murid minoritas bependapatan canderung rendah menggunakan komputer untuk latihan menulis dan berhitung.
sebaliknya sekolah yang memiliki murid yang berkulit putih dan menengah keatas mrnggunakan komputer untuk aktivitas pembelajaran yang lebih aktif dan konstruktif.
berikuti ini beberapa rekomendasi untuk mencegah atau mengurangi kesenjangan dalam akses dan penggunaan komputer.
-saring materi teknologi untuk menghilangkan bias gender,kultural dan etnis.
-gunakan teknologi sebagai alat untuk menyediakan kesempatan pembelajaran yang aktif dan konstruktif untuk semua murid dari semua latar belakang gender,etnis dan kultural,
-beri murid informasi tentang pakar dari latar belakang gender dan etnis yang berbeda yang menggunakan teknologi secara efektif didalam kehidupan dan karier mereka,
-bicaralah dengan orang tua tentang pemberian aktivitas belajar berbasis komputer dirumah.

semoga bermanfaat buat teman2 :)

Minggu, 11 Maret 2012

Belajar operant conditioning(operant conditioning)


Reinforcement  Positif adalah konsekuensi yang mengarahkan pada peningkatan probabilitas terjadinya perilaku.efek yang ditimbulkan menyenangkan agar perilaku dapat diulangi lagi.
Contoh kasus yang pernah saya alami :
Ketika saya masih berumur 14 tahun.ibu sudah mulai mengajari saya untuk berbenah rumah.kebiasaan pertama yang sering diterapkan ibu saya ke saya adalah menyapu apabila sudah sore hari.hari pertama saya menyapu ibu saya memberikan saya uang jajan 2000 setelah menyapu(untuk membeli jajan).keesokan harinya juga seperti itu.tapi ketika kejadian itu sudah berlangsung 2 minggu,ibu hanya akan memberikan saya uang jajan setelah saya sudah menyapu rumah selama 5 hari berturut-turut.dan begitu seterusnya.jadinya saya terbiasa menyapu di sore hari.
kesimpulan:

stimulus                         :memberikan uang 2000 rupiah setiap kali sudah menyapu 5 kali dalam 5 hari.
Respon                           :menyapu setiap hari

Reinforcement negative adalah penguatan yang berasal dari pemindahan atau penghindaran suatu kejadian negative sebagai konsekuensi dari perilaku.efek yang dihadirkan tidak menyenangkan untuk menghentikan perilaku buruk/menghadirkan sesuatu yang tidak nyaman.
Contoh kasus yang pernah saya alami:
waktu saya kelas 1 sma.ntah kenapa setiap malam gak pernah bisa berhenti smsan.hehe..setiap makan,nonton tv pasti selalu dibarengi smsan.mungkin orangtua saya panic kalo saya terlalu asik smsan orangtua saya takut saya terjerumus ke hal-hal yang negative.tapi ntah kenapa kalo ga pegang hp tu rasanya mati.hehe.lalu suatu ketika orang tua saya mogok memberikan jatah pulsa perbulan.lalu setelah itu saya tidak pernah lagi smsan di depan orangtua saya lagi.smsan nya Cuma pada saat pulang sekolah setelah itu belajar.
Kesimpulan:
Stimulus           :orangtua mogok memberikan jatah pulsa perbulan
Respon             : setelah itu saya tidak pernah lagi smsan di depan orangtua saya lagi.smsan nya Cuma     pada saat pulang sekolah setelah itu belajar.
Punishment:adalah penyajian atau pemberian stimulus aversif (Stimulus yang tidak menyenangkan) mengikuti tingkah laku yang dianggap tidak layak sehingga mengurangi timbulnya tingkah laku tersebut.menimbulkan efek jerah secara langsung.
Contoh kasus yang pernah saya alami:
Dulu saat saya masih kelas 2 sd saya ingat sekali saya pernah mengambil uang ibu saya 500rupiah(nama nya anak kecil).hehehe...pada saat saya masih kelas 2 sd ibu tidak membiasakan saya untuk jajan diluar karena ibu takut jajanan diluar tidak baik untuk kesehatan.tapi saya ingin sekali membeli permen lollipop yang dulu harganya 500rupiah.suatu hari saya mencuri uang ibu 500rupiah sebelum pergi sekolah.pada saat saya pulang sekolah saya membelinya dan membawanya pulang kerumah.sesampainya dirumah saya memakan lollipop yang saya beli tadi lalu memakannya dikamar.tiba-tiba ibu masuk dan bertanya dari mana saya mendapatkan uang lalu membeli lollipop tersebut.ibu pun mengecek uang di dompetnya ternyata dia sadar uangnya berkurang 500rupiah.karena terus di Tanya ibu saya pun mengakuinya.lalu ibu memarahi saya sampai-sampai mencubit saya dan memukul saya lalu menyuruh saya untuk duduk dikamar dan merenungi kesalahan saya.keesokan harinya saya sudah tidak berani lagi mencuri uang ibu.setiap saya ingin makan apapun disekolah saya pasti membicarakannya kepada ibu saya terlebih dahulu. 
Kesimpulan:

Stimulus           :ibu memarahi saya sampai-sampai mencubit saya dan memukul saya lalu menyuruh saya untuk duduk dikamar dan merenungi kesalahan saya.
Respon             :tidak berani mencuri lagi

Jumat, 09 Maret 2012

Pendapat Mengenai Proses Pembelajaran e-learning Psikologi Pendidikan yang Menggunakan Media Gmail dan Blogging Menurut Kelompok Kami...

                                                                Chindy (11-097)
                                                                Citra W (11-109)
                                                                Firman S (11-123)

Apa sih e-learning itu??

e-learning adalah sistem ajar-mengajar melalui media elektronik, jadi murid/mahasiswa dapat mencari sumber pebgetahuan selain dari buku dan juga melalui e-learning ini dapat mengurangi dampak "Global Warming" dengan cara paperless (hemat kertas).



Menurut kelompok kami, proses e-learning itu sangatlah bermanfaat.

Manfaat-manfaat yang diperoleh dari e-learning ini adalah:  

  • Melalui pembelajaran e-learning ini kita bisa mengenal beragam "dunia luar" seperti beberapa jejaring sosial yang jarang kita gunakan seperti membuat blog dan mulai blogging. Hal tersebut dapat membuat mahasiswa menjadi lebih kreatif dan dapat mengasah kemampuan dalam berkreasi.

  • Melalui e-learning ini juga dapat membuat mahasiswa menjadi lebih up-to-date karena mahasiswa dapat dengan mudah mencari informasi dari dunia luar melalui media internet. Selain itu, Internet juga berguna untuk membagi informasi dengan orang lain melalui situs-situs jejaring sosial. 
Hal ini juga dapat kita hubungkan dengan pandangan para tokoh psikologi pendidikan, seperti:

  1. Dari segi pandangan William James kita perlu mengajarkan kepada anak pada titik yang sedikit lebih tinggi di atas tingkat pengetahuan dan pemahaman anak tesebut dengan tujuan untuk memperluas cakrawala pemikiran anak tersebut. Nah, sepertihalnya dalam membuat blog ini, sebelumnya kita belum pernah / belum berpengalaman membuat blog, kita diberikan sedikit tantangan untuk dapat membuat blog tersebut. Hali ini juga dapat meningkatkan kemampuan anak tersebut yang awalnya menggunakan cara belajar konventional sekarang menjadi melalui media elektronik yang modren, yang juga dapat meningkatkan kemampuan anak tersebut dalam bidang teknologi yang semakin maju sekarang ini.
  2.  Dari segi pandang John Dewey yang memandang bahwa anak sebagai pembelajar aktif. Hal tersebut dapat kita lihat melalui pembelajaran e-learning ini kita dituntut untuk lebih aktif dan mencari bahan pembelajaran sendiri melalui media yang tersedia, dalah satunya internet, dan berusaha untuk mengerti. Dengan media e-learning ini juga dapat membantu anak tersebut untuk beradaptasi dengan lingkungan, seperti penggunaan internet dan jejaring sosial yang sudah lazim digunakan pada zaman sekarang.
  3. Dari segi pandang Thorndike yang menyatakan bahwa menanamkan keahlian penalaran anak dan pendidikan harus mempunyai basis ilmiah. Nah, hal ini terlihat jelas dari penggunaan blog untuk memperlancar proses ajar-mengajar di mata kuliah kita ini. Dalam melakukan blogging kita diharapkan dapat mengembangkan pengetahuan penalaran kita atas materi-materi pembelajaran yang telah kita baca dan mempublikasikannya di media blogger ini. Sehingga apa yang kita publikasihan tersebut masih berbasis ilmiah.
Jadi kelompok kami menarik kesimpulan, bahwa proses pembelajaran e-learning ini selain sangat bermanfaat dalam proses pembelajaraan yang membuat kita menjadi lebih aktif dan juga dapat membuat kita menjalin hubungan sosial yang lebih mudah dengan sesama teman. Jejaring sosial ini sangat bermanfaat bagi semua orang asalkan menggunakannya dalam sisi positif...;)

Kamis, 08 Maret 2012

psikologi pendidikan dan media pembelajaran

Dalam  sejarah, media dan teknologi memiliki pengaruh terhadap pendidikan. Contohnya, komputer dan internet telah mempengaruhi proses pembelajaran sampai saat ini. Aturan-aturan dari pendidik dan pebelajar telah berubah karena dipengaruhi media dan teknologi yang digunakan di dalam kelas. Perubahan ini sangat esensial, karena sebagai penuntun dalam proses pembelajaran, pendidik (guru) berhak menguji media dan teknologi dalam konteks belajar dan itu berdampak pada hasil belajar siswa. LEARNING Belajar adalah proses pengembangan pengetahuan, ketrampilan-ketrampilan, atau pengembangan tingkah laku sebagai interaksi individu, menyangkut fasilitas-fasilitas fisik,psikologis, metode pembelajaran, media, dan teknologi. Belajar adalah proses yang dilakukan sepanjang waktu oleh individu manapun.

Media pembelajaran secara umum adalah alat bantu proses belajar mengajar. Segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan atau ketrampilan pebelajar  sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar. Batasan ini cukup luas dan mendalam mencakup pengertian sumber, lingkungan, manusia dan metode yang dimanfaatkan untuk tujuan pembelajaran / pelatihan.
Oleh karena proses pembelajaran merupakan proses komunikasi dan berlangsung dalam suatu sistem, maka media pembelajaran menempati posisi yang cukup penting sebagai salah satu komponen sistem pembelajaran. Tanpa media, komunikasi tidak akan terjadi dan proses pembelajaran sebagai proses komunikasi juga tidak akan bisa berlangsung secara optimal. Media pembelajaran adalah komponen integral dari sistem pembelajaran
Dari pendapat di atas disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan, dapat merangsang fikiran, perasaan, dan kemauan peserta didik sehingga dapat mendorong terciptanya proses belajar pada diri peserta didik.

menurut andreson(1976)menggolongkan jenis media menjadi 10 media:
1.audio:kaset audio,siaran radio,CD,telpon.
2.cetak:buku pelajaran,modul,brosur,gambar. 
3.audio-cetak:kaset audio yang dilengkapi bahan tertulis.
4.proyeksi visual diam:overhead transparansi(OHT),film bingkai(slide)
5.proyeksi audio visual diam:film bingkai slide bersuara.
6.visual gerak:film bisu
7.audio visual gerak:film gerak bersuara,video/vcd,televisi.
8.obyek fisik:benda nyata,model,spesimen.
9.manusia dan lingkungan:guru,pustakawan,laboratorium.
10.komputer:CAI.

  jadi secara singkat berbagai jenis media belajar dapat disimpulkan:
 1.media visual:grafik,diagram,poster,buku,chart,bagan.
 2.media motion media:komputer,film,tv,video.
 3.media audial:radio,tape recorder,laboratorium komputer,dan sejenisnya
 4.projected still media:slide,over head projektor,lcd proyektor.
 5.study tour media.

sekedar tambahan:
metode media pembelajaran juga bisa melalui
PICTURE AND PICTURE
Langkah-langkah :
1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
2. Menyajikan materi sebagai pengantar
3. Guru menunjukkan/memperlihatkan gambar-gambar kegiatan berkaitan dengan materi
4. Guru menunjuk/memanggil siswa secara bergantian memasang/mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis
5. Guru menanyakan alasan/dasar pemikiran urutan gambar tersebut
6. Dari alasan/urutan gambar tersebut guru memulai menamkan konsep/materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai
7. Kesimpulan/rangkuman



manfaat media pembelajaran:
1.memungkinkan adanya interaksi langsung antara peserta didik dengan lingkungannya.
2.Media menghasilkan keseragaman pengamatan.
3.Media dapat menanamkan konsep dasar yang benar, konkrit, dan realistis.
4.Media membangkitkan motivasi dan merangsang anak untuk belajar.
5.Media memberikan pengalaman yang integral/menyeluruh dari yang konkrit sampai dengan abstrak.

 sumber:
santrock,John.W.psikologi pendidikan,2010,jakarta,:kencana.
http://belajarpsikologi.com/pengertian-media-pembelajaran/
http://zonainfosemua.blogspot.com/2011/01/media-berasal-dari-bahasa-latin.html
http://dossuwanda.wordpress.com/2008/03/18/ragam-metode-pembelajaran/
http://elearning.unesa.ac.id/tag/hubungan-psikologi-pendidikan


psikologi pendidikan dan fenomena pendidikan

psikologi pendidikan

psikologi adalah studi ilmiah tentang perilaku dan proses mental.
psikologi pendidikan adalah cabang ilmu psikologi yang mengkhususkan diri pada cara memahami pengajaran dan pembelajaran dalam lingkungan pendidikan.
latar belakang historis
ada tiga perintis terkemuka yang muncul di awal sejarah psikologi pendidikan:
WILLIAM JAMES(1842-1910) :
dia menegaskan pentingnya mempelajari proses belajar dan mengajar di kelas guna meningkatkan mutu pendidikan.salah satu rekomendasinya adalah mulai mengajar pada titik yang sedikit lebih tinggi diatas tingkat pengetahuan dan pemahaman anak dengan tujuan untuk memperluas cakrawala pemikiran anak.
JOHN DEWEY:
ide-ide penting john dewey:
Pertama:dari dewey kita mendapatkan pandangan tentang anak sebagai pembelajar aktif(active learner).
Kedua  :dari dewey kita mendapatkan ide bahwa pendidikan seharusnya difokuskan pada anak secara keseluruhan dan memperkuat kemampuan anak untuk beradaptasi dengan lingkungannya.
Ketiga  :dari dewey kita mendapatkan gagasan bahwa semua anak berhak mendapatkan pendidikan yang selayaknya.
NB:DEWEY adalah salah seorang psikolog yang sangat berpengaruh.seorang pendidik yang mendukung pendidikan yang layak bagi semua anak,lelaki maupun perempuan,dari semua lapisan sosial-ekonomi dan etnis.
E.L.THORNDIKE:
thorndike berpendapat bahwa salah satu tugas pendidikan disekolah yang paling penting adalah menanamkan keahlian penalaran anak.thorndike mengajukan gagasan bahwa psikologi pendidikan harus punya basis ilmiah dan harus berfokus pada pengukuran.

fenomena pendidikan 

Masalah pendidikan dewasa ini semakin menjadi perhatian. Tidak mengherankan mengingat pendidikan adalah tanggung jawab masyarakat dan menyangkut kehidupan masyarakat banyak. Kedudukan pendidikan sangat strategis menuju arah tercapainya peningkatan kualitas sumber daya manusia. Berbagai upaya dihimpun dan dikerahkan untuk mencapai peningkatan kualitas sumber daya manusia dalam pendidikan, terutama pendidikan formal di sekolah-sekolah. Namun pada kenyataannya peningkatan kualitas sumber daya manusia itu tidaklah mudah karena banyak fenomena-fenomena yang menghambatnya,antara lain:
1.lembaga sekolah yang membuat tujuan pendidikan semakin sulit untuk dicapai.
2.bimbingan orang tua yang salah,misalnya terlalu memaksakan anaknya untuk ikut kedalam keinginan orangtua nya untuk kepentingan cita-cita si anak kedepannya.contohnya:memaksakan anaknya untuk menjadi dokter tetapi anaknya tidak mempunyai minat di bidang tersebut.
3.orangtua yang terdesak kebutuhan ekonomi,yang memperkerjakan anak nya diusia yang dini.seperti:mengamen,meminta-minta,dll.
4.seorang anak juga kadang berpengaruh terhadap proses pendidikannya..apabila dia tidak berkeingan sekolah atau malas maka itu juga akan menjadi hambatan untuk dirinya sendiri.dan untuk mengatasi nya orangtua harus memberikan perhatian yang lebih terhadap si anak tersebut dan harus bisa mengetahui kendala apa yang dialami anak nya sehingga dia malas sekolah selanjutnya membicarakannya dengan baik-baik untuk menemukan solusi yang tepat.


sumber:
santrock,john.w,psikologi pendidikan,2010,jakarta:kencana
http://enewsletterdisdik.wordpress.com/2010/12/27/sepuluh-fenomena-pendidikan-kita/

classical conditioning yang pernah saya alami


                                                                                           
                                                         Kasus yang saya alami
           
              Kasus ini saya alami pada saat saya duduk di bangku 1SMP.pada saat SMP setiap hari saya menaiki bus ke sekolah.rumah yang saya tempati saat SMP dulu adalah ruko.jadi pada saat bus datang saya harus membuka pintu yang menurut saya rumit sekali cara membukannya dan harus menutupnya kembali dengan cara yang rumit juga.
Pada awal saya pertama-tama mulai memakai jasa bus itu,saya akan mulai bergegas(bergegas dalam arti kata mulai berdiri dari duduk dan membuka pintu dan menutup nya kembali lalu memasuki bus)ketika bus tersebut sudah didepan rumah.(bus______bergegas)
Pada awal awal saya berlangganan bus itu supir bus tidak pernah menghidupkan klakson dari jauh sebelum sampai rumah saya.
Tapi karena saya sudah akrab dengan supir bus nya lama kelamaan sebelum saya melihat bus nya didepan rumah saya sudah sering mendengar klakson bus dari kejauhan.dan sejak mendengar klakson itu dan bus itu sudah di depan rumah,saya pun mulai bergegas.hal itu hampir setiap hari saya alami.(klakson+bus=bergegas)
tapi yang membuat saya tertawa sendiri ternyata terkadang klakson yang saya dengar mirip bus yang biasa saya tumpangi itu ternyata adalah klakson mobil lain.jadi menurut saya karena supir bus sudah setiap hari menghidupkan klakson sebelum sampai depan rumah,saya sering terkecoh dengan bunyi klakson yang ternyata bunyi klakson lain..(klakson_________bergegas)


UCS----------------------------------UCR

BUS didepan rumah------------------saya bergegas



CS+UCS----------------------------------------------------UCR

Klakson+BUS-----------------------------------------------saya bergegas



CS-----------------------CR

Klakson----------------------saya bergegas