Jumat, 05 April 2013

Paedagogi, Seni dan ilmu mengajar :)

Pedagogik berasal dari bahasa Yunani yakni paedos yang artinya anak laki-laki,dan agogos yang artinya mengantar, membimbing. Jadi pedagogik secara harfiah membantu anak laki-laki zaman Yunani Kuno yang pekerjaanya mengantarkan anak majikannya pergi ke sekolah. Menurut Prof. Dr. J. Hoogeveld (Belanda), pedagogik ialah ilmu yang mempelajari masalah membimbing anak kearah tujuan tertentu, yaitu supaya kelak ia mampu secara mandiri menyelesaikan tugas hidupnya. Langeveld (1980) membedakan istilah pedagogik dengan istilah pedagogi. Pedagogik diartikannya sebagai ilmu pendidikan yang lebih menekankan pada pemikiran dan perenungan tentang pendidikan. Sedangkan istilah pedagogi artinya pendidikan yang lebih menekankan kepada praktek, yang menyangkut kegiatan mendidik, membimbing anak. Pedagogik merupakan suatu teori yang secara teliti, kritis dan objektif mengembangkan konsep-konsepnya mengenai hakikat manusia, hakikat anak, hakikat tujuan pendidikan serta hakikat proses pendidikan.

7 aspek Kompetensi Pedagogik yang dikutip dari Pedoman Pelaksanaan Penilaian Kinerja Guru (PK Guru):
1. Mengenal Karakteristik Peserta Didik
Dalam aspek ini guru mampu mencatat dan menggunakan informasi tentang karakteristik peserta didik secara umum dan khusus untuk membantu proses pembelajaran. Karakteristik peserta didik ini terkait dengan aspek fisik, intelektual, sosial, emosional, moral, dan latar belakang sosial budaya.
2. Menguasai Teori belajar dan Prinsipprinsip Pembelajaran
Guru mampu menetapkan berbagai pendekatan, strategi, metode, dan teknik pembelajaran yang mendidik secara kreatif dan efektif sesuai dengan standar kompetensi guru. Guru mampu menyesuaikan metode pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik peserta didik dan mampu memotivasi mereka untuk belajar. Indikator yang harus tampak dari aspek ini adalah:
ü  Guru memberi kesempatan kepada peserta didik untuk menguasai materi pembelajaran sesuai usia dan kemampuan belajarnya melalui pengaturan proses pembelajaran dan aktivitas yang bervariasi,
ü  Guru selalu memastikan tingkat pemahaman peserta didik terhadap materi pembelajaran tertentu dan menyesuaikan aktivitas pembelajaran berikutnya berdasarkan tingkat pemahaman tersebut,
ü  Guru dapat menjelaskan alasan pelaksanaan kegiatan/aktivitas yang dilakukannya, baik yang sesuai maupun yang berbeda dengan rencana, terkait keberhasilan pembelajaran,
ü  Guru menggunakan berbagai teknik untuk memotiviasi kemauan belajar peserta didik,
ü  Guru merencanakan kegiatan pembelajaran yang saling terkait satu sama lain, dengan memperhatikan tujuan pembelajaran maupun proses belajar peserta didik,
ü  Guru memperhatikan respon peserta didik yang belum/kurang memahami materi pembelajaran yang diajarkan dan menggunakannya untuk memperbaiki rancangan pembelajaran berikutnya.
3. Mampu Mengembangkan Kurikulum
Dalam mengembangkan kurikulum guru harus mampu menyusun silabus sesuai dengan tujuan terpenting kurikulum dan membuat serta menggunakan RPP sesuai dengan tujuan dan lingkungan pembelajaran. Guru mampu memilih, menyusun, dan menata materi pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Guru akan nampak mampu mengembangkan kurikulum jika:
ü  Guru dapat menyusun silabus yang sesuai dengan kurikulum.
ü  Guru merancang rencana pembelajaran yang sesuai dengan silabus untuk membahas materi ajar tertentu agar peserta didik dapat mencapai kompetensi dasar yang ditetapkan,
ü  Guru mengikuti urutan materi pembelajaran dengan memperhatikan tujuan pembelajaran,
ü  Guru memilih materi pembelajaran yang: (1) sesuai dengan tujuan pembelajaran, (2) tepat dan mutakhir, (3) sesuai dengan usia dan tingkat kemampuan belajar peserta didik, (4) dapat dilaksanakan di kelas dan (5) sesuai dengan konteks kehidupan seharihari peserta didik.
4. Menciptakan Kegiatan Pembelajaran yang Mendidik
Guru mampu menyusun dan melaksanakan rancangan pembelajaran yang mendidik secara lengkap. Guru mampu melaksanakan kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan dan karakter peserta didik. Guru mampu menyusun dan menggunakan berbagai materi pembelajaran dan sumber belajar sesuai dengan karakteristik peserta didik. Jika relevan, guru memanfaatkan teknologi informasi komunikasi (TIK) untuk kepentingan pembelajaran.  
5. Mengembangkan Potensi Peserta Didik
Guru dapat menganalisis potensi pembelajaran setiap peserta didik dan mengidentifikasi pengembangan potensi peserta didik melalui program pembelajaran yang mendukung siswa mengaktualisasikan potensi akademik, kepribadian, dan kreativitasnya sampai ada bukti jelas bahwa peserta didik mengaktualisasikan potensi mereka.
6. Melakukan Komunikasi dengan Peserta Didik
Yang dimaksud adalah guru mampu berkomunikasi secara efektif, empatik dan santun dengan peserta didik dan bersikap antusias dan positif. Guru mampu memberikan respon yang lengkap dan relevan kepada komentar atau pertanyaan peserta didik. Berikut indikator adalah indikatornya:
ü  Guru menggunakan pertanyaan untuk mengetahui pemahaman dan menjaga partisipasi peserta didik, termasuk memberikan pertanyaan terbuka yang menuntut peserta didik untuk menjawab dengan ide dan pengetahuan mereka.
ü  Guru memberikan perhatian dan mendengarkan semua pertanyaan dan tanggapan peserta didik, tanpamenginterupsi, kecuali jika diperlukan untuk membantu atau mengklarifikasi pertanyaan/tanggapan tersebut.
ü  Guru menanggapi pertanyaan peserta didik secara tepat, benar, dan mutakhir, sesuai tujuan pembelajaran dan isi kurikulum, tanpa mempermalukannya.
ü  Guru menyajikan kegiatan pembelajaran yang dapat menumbuhkan kerja sama yang baik antarpeserta didik.
ü  Guru mendengarkan dan memberikan perhatian terhadap semua jawaban peserta didik baik yang benar maupun yang dianggap salah untuk mengukur tingkat pemahaman peserta didik.
ü  Guru memberikan perhatian terhadap pertanyaan peserta didik dan meresponnya secara lengkap danrelevan untuk menghilangkan kebingungan pada peserta didik.
7. Menilai dan Mengevaluasi Pembelajaran
Guru mampu menyelenggarakan penilaian proses dan hasil belajar secara berkesinambungan. Guru melakukan evaluasi atas efektivitas proses dan hasil belajar dan menggunakan informasi hasil penilaian dan evaluasi untuk merancang program remedial dan pengayaan. Guru mampu menggunakan hasil analisis penilaian dalam proses pembelajarannya.

Empat macam kegunaan pedagogik bagi para pendidik
1. Pedagogik berguna bagi pendidik dalam rangka memahami fenomenapendidikan(situasi pendidikan) secara sistematis.
2. Pedagogik berguna dalam rangka memberikan pentunjuk tentnag apa seharusnyadilaksanakan oleh pendidik
3. Pedagogik berguna bagi pendidik dalam rangka menghindari terjadinya kesalahan-kesalahan dalam praktek mendidik anak
4. Pedagogik berguna untuk mengenal diri sendiri dan melakukan koreksi diri demi“menyempurnakan” diri sendiri.

Pedagogik bertugas untuk mempelajari fenomena pendidikan untuk sampai membangun suatu pengetahuan sistematis sehingga diperoleh pemahaman yang jelas mengenai objek studinya tersebut dan bertugas untuk membangun sistem pengetahuan mengenai bagaimana seharusnya pendidik bertindak dalam rangka mendidik anak. 

Sikun Pribadi,1984 mengemukakan secara garis besar terdapat tiga jenis kesalahan dalam rangka pelaksanaan pendidikan:
1. Kesalahan konseptual Kesalahan yang terjadi akibat pendidik kurang memahami teori pendidikan, sehinggatindakan pendidikanya berakibat tidak dapat dibenarkan.
2. Kesalahan teknisKesalahan yang disebabkan olegh kurang terampilnya pendidik dalam praktek ataukeslahan pendidik menerapkan teori dalam praktek.
3. Kesalahan yang bersumber pada struktur kepribadian pendidik Antara lain misal sifat agresif dan egoistis yang mengakibatkan ia bertindak tidak sesuai serta tidak menghargai pendapat anak didiknya.


Daftar pustaka :
http://www.scribd.com/doc/89944345/arti-pedagogik
http://afifabdul.blogspot.com/2012/08/7-aspek-kompetensi-pedagogik.html
http://www.scribd.com/doc/67417994/Kegunaan-Pedagogik-Bagi-Pendidik

Senin, 11 Maret 2013

Paedagogi teoritis dan prinsip-prinsip paedagogis

Winda rizka 11-011

Sulistia Putri 11-017

Citra Wahyuni 11-109


untuk membahas hal ini pertama kita harus mengetahui apa pengertian dari paedagogi dan paedagogis serta beda dari keduanya.

Secara kiasan, pedagogis ialah seorang ahli, yang membimbing anak ke arah tujuan hidup tertentu. Menurut Prof. Dr. J. Hoogveld (Belanda) pedagogis adalah ilmu yang mempelajari masalah membimbing anak ke arah tujuan tertentu, yaitu supaya kelak anak “mampu secara mandiri menyelesaikan tugas hidupnya”. Jadi pedagogis adalah Ilmu Pendidikan Anak. 

Sedangkan paedagogi adalah ilmu dan seni nya untuk mengajar anak-anak.

Langveld (1980) membedakan istilah “pedagogis” dengan istilah “pedagogi”. Pedagogis diartikan dengan ilmu pendidikan, lebih menitik beratkan kepada pemikiran, perenungan tentang pendidikan. Suatu pemikiran bagaimana kita membimbing anak , mendidik anak. Sedangkan istilah pedagogi berarti pendidikan, yang lebih menekankan kepada praktek, menyangkut kegiatan mendidik, kegiatan membimbing anak.

 Prinsip-prinsip paedagogis adalah :

Menurut Addine (2001), ada beberapa prinsip paedagogis, yaitu:
  • Harus ada kesatuan karakter ilmiah dan ideologis dari proses paedagogis.
  • Hubungan sekolah dan kehidupan harus didasarkan pada dua aspek penting, yaitu kaitan antara kehidupan dan pekerjaan sebagai kegiatan yang mendidik manusia.
  • Adanya kombinasi karakter kolektif dan individual pendidikan, serta penghormatan terhadap kepribadian siswa.
  • Adanya kesatuan pengajaran, pendidikan, dan perkembangan proses.
  • Domain kogniif dan afektif tidak bisa berada dalam suasana yang kering, sehingga proses paedagogis harus terstruktur .
  • Masing-masing subsistem aktivitas, komunikasi, dan kepribadian saling terkait satu sama lain.

Daftar pustaka:

http://mimincute09.blogspot.com/2012/06/aspek-pedagogis.html

Danim, Sudarwan. (2010). Pedagogi, Andragogi dan Heutagogi., Bandung : Alfabeta

Minggu, 10 Maret 2013

pedagogi dan paradigma belajar

sebelum membahas lebih jauh kita harus tau apa itu defenisi pedagogi dan paradigma...

Istilah pedagogi berasal dari bahasa Yunani, paid berarti kanak-kanak dan agogos berarti memimpin. Kemudian pedagogi mengandung arti memimpin anak-anak atau perdefinisi diartikan secara khusus sebagai “suatu ilmu dan seni mengajar kanak-kanak”. Akhirnya pedagogi kemudian didefiniskan secara umum sebagai “ilmu dan seni mengajar”.

Paradigma dalam disiplin intelektual adalah cara pandang orang terhadap diri dan lingkungannya yang akan mempengaruhinya dalam kognitif, afektif, dan konatif. Paradigma juga dapat berarti seperangkat asumsi, konsep, nilai, dan praktik yang di terapkan dalam memandang realitas dalam sebuah komunitas yang sama, khususnya, dalam disiplin intelektual. Kata paradigma sendiri berasal dari abad pertengahan di Inggris yang merupakan kata serapan dari bahasa latin ditahun 1483 yaitu paradigma yang berarti suatu model atau pola; bahasa Yunani paradeigma (para+deiknunai) yang berarti untuk "membandingkan", "bersebelahan" (para) dan memperlihatkan (deik)

Guru harus memikirkan strategi untuk menyampaikan materi kepada seluruh siswanya, bagaimana caranya agar setiap siswa mengerti tentang materi yang diajarkan.  Setiap strategi didasari para paradigm yang berbeda mengenai cara siswa belajar. Guru akan menjadi lebih efektif bila dia secara sadar memilih untuk menggunakan strategi mengajar, memperluas perbendaharaan strategi, dan ahli dalam menggunakan strategi itu. 

Berikut dijelaskan lima strategi :

Strategi 1: Pelatihan dan pelatihan lanjut. Seorang guru hendaknya mengembangkan keterampilan dasar dan lanjutan siswa dengan tujuan yang jelas, melaksanakan keterampilan tersebut dengan langkah-langkah tertentu dan memperkuat setiap kemajuannya. 

Strategi 2: Ceramah dan menjelaskan. Menyajikan informasi dengan cara yang dapat dipahami, mudah diproses, dan diingat. Strategi ini didasari oleh temuan psikologi kognitif.

Strategi 3:  Mencari dan menemukan. Merupakan pembelajaran keterampilan berpikir, pemecahan masalah, dan kreativitas melalui penyelidikan dan penemuan. 

Strategi 4: Kelompok dan tim. Bekerja secara kooperatif pada pembelajaran proyek, serta mengeksplorasi sikap, pendapat, dan keyakinan melalui proses kelompok. Strategi ini didasari oleh hasil temuan tentang komunikasi kelompok dan tim. 

Strategi 5: Pengalaman dan refleksi. Guru mendorong siswa untuk merefleksikan pembelajaran yang terjadi di lingkungan kerja, magang, studi wisata atau kegiatan di luar ruangan. 

Kelimanya dapat digunakan dengan materi pelajaran dalam pengaturan apapun dan di setiap kelompok usia siswa, bahkan juga untukk siswa perguruan tinggi. Lima strategi, bersama dengan tiga perspektif (materi pelajaran, cara mengelola/mengatur pembelajaran, dan siswa) menyediakan informasi dasar profesional bahwa setiap guru agar menjadi lebih efektif dalam melaksanakan tugasnya. Pedagogi itu sendiri telah terkait didalam strategi-strategi yang dipaparkan sebelumnya. Seorang guru yang telah memahami terjadinya proses belajar yang prima akan dapat menetapkan tujuan-tujuan pembelajaran yang sesuai dan mampu mengkomunikasikannya dengan jelas. Dengan memenuhi prinsip pedagogi maka paradigma belajar yang prima telah cukup sempurna untuk  pengunaannya dalam proses belajar. Guru tersebut akan dapat memandu siswa berhasil belajar melalui eksplorasi proses pemecahan masalah secara kreatif dan kritis, serta membantu siswa bergulat dengan ide-ide dan informasi yang mereka butuhkan untuk mengembangkan pemahaman mereka sendiri.

Daftar pustaka :  Danim, Prof. Dr. Sudarwan.2010. Pedagogi, Andragogi, dan Heutagogi. Bandung : Penerbit Alfabeta