Selasa, 19 Juni 2012

simulasi Paedagagi dan andragogi




Hari jumat kemarin adalah perkuliahan pendidikin yang sangat seru dari perkuliahan pendidikan sebelumnya yang seru juga.
Jumat kemarin kami sekelas dibagi menjadi 3 orang satu kelompok dan kalau ngak salah ada 17 kelompok :D
Seru loh....setelah dibagi kelompok kami di tugas kan memerankan simulasi yang membedakan paedagogi dan andragogi.bener-bener sangat seru...kami berasa kayak lagi sekolah acting.hihihi
Padahal awalnya saya pribadi dan kelompok merasa agak sulit L eh ternyata seru-seru aja dan menyenangkan.
Ada yang memperagakan jadi guru,jadi dosen,jadi ibu jadi anak.banyak deh.
Kemaren itu kelompok saya terdiri dari saya sendiri,sulistia putri,sama agnes. Awalnya kami masih sangat binggung apa yang mau kami praktekkan di depan.kami takut salah udah gitu takut malu-maluin.
jadi akhirnya untuk contoh paedagogi kami memberikan simulasi dengan memperankan menjadi seorang ibu yang sedang mengajari anak-anaknya untuk beres-beres rumah.hihi
saya menjadi seorang ibu rumah tangga
sulistia putri menjadi anak saya yang berumur 15 tahun
agnes menjadi anak saya yang berumur 14 tahun
nah ceritanya suatu pagi jam 10 pagi saya menegur anak-anak saya itu untuk bersih-bersih padahal mereka sedang asik menikmati hari libur mereka dan menonton tv.dengan sangat marah saya menyuruh mereka untuk berdiri dari duduk nya dan menyuruh mereka untuk belajar menjadi seorang ibu rumah tangga yang baik.karena kelak saya ingin anak-anak saya pintar membersihkan rumah dan bisa menjadi seorang ibu yang berhasil.nah pertama saya mengajari mereka untuk menyapu dan menyuci baju.disitu mereka berdua selaku anak saya hanya mendengarkan dan berusaha mengerti dengan apa yang saya bilang.
Untuk contoh andragogi saya dan kelompok saya mengambil contoh belajar membuat kue untuk menyambut hari ulang tahun pacar dengan teman sebaya.
Sulistia putri menjadi seorang teman yang bersekolah disekolah tata boga.
Saya dan agnes menjadi sahabat atau teman dari sulis.
Nah disini kami berdua sama-sama ingin belajar membuat kue untuk sang pacar.
Disana putri menyuruh kami untuk menyiapkan bahan-bahannya saja.selebihnya dia menyuruh kami untuk mencoba mempraktekannya sendiri.disana saya banyak sekali bertanya kepada putri.tentang takaran gula,warna yang bagus untuk kue ulang tahun dan cara mengaduk yang benar.putri hanya menjawab pertanyaan kami.
Nah disini nampak kan perbedaan paedagogi dan andragogi.
Kalo paedagogi itu semua itu di fokuskan kepada pengajarnya.dicontoh kami terlihat bahwa sang ibu lebih aktif sang anak hanya memperhatikan.
Sedangkan di andragogi yang lebih aktif adalah saya dan teman saya sementara sulis hanya menjawab pertanyaan kami.dan kami yang meminta untuk belajar membuat kue.jadi intinya andragogi itu yang mau belajar yang menetukan apa kebutuhannya.di andragogi itu pun kami hanya terlihat seperti diskusi,sulis tidak terlihat menggurui kita.

:) 

Selasa, 05 Juni 2012

"Stress n Health"

Kali ini saya akan menceritakan pengalaman saya mengenai topik Stress n Health dalam pembahasan 4 jenis konflik.



 
1.Approach-approach conflict : Terjadi ketika kita dihadapkan untuk memiliih dua hal     yang sama baiknya.
Pengalaman saya : Pada saat liburan sehabis UN kemarin,saya di beri hadiah oleh orangtua saya karena lulus UN.hadiahnya saya bebas memilih tempat berlibur tetapi harus di dalam negeri.saat itu saya di bayangi oleh dua tempat yang sama-sama menarik dan saya sukai.pilahan pertama bali,pilihan ke dua bandung.sungguh saya sangat binggung.jadi nya disini saya mengalami stress yang tersembunyi akibat hal-hal positif yang menurut saya dua-dua nya saya senangi dan baik untuk saya. J
2.Avoidance-avoidance conflict : Terjadi ketika kita dihadapkan untuk memilih dua hal yang sama buruknya.
Pengalaman saya : sebenarnya pengalaman ini sering terjadi ketika saya pulang kuliah.saya binggung.setiap pulang sekolah saya ingin sekali di jemput oleh orang tua saya agar saya tidak usah mengeluarkan ongkos angkot(agar lebih hemat),tetapi apabila saya ingin di jemput orang tua saya selalu bisa menjemput saya tetapi saya harus menunggu sampai jam 6 sore ketika orang tua saya pulang.sementara saya binggung harus mengerjakan apa di kampus sampai jam 6.jadi bagi saya dua pilihan tersebut sangat lah buruk dan tidak saya inginkan.
3.Approach-avoidance conflict : Terjadi ketika kita berada pada posisi dilemma, kita akan menerima suatu hal yang baik, tetapi hal tersebut mendatangkan hal yang buruk.
Pengalaman saya : ini juga sebenarnya sering terjadi di kehidupan saya.ketika ibu saya menyuruh saya menemani dia belanja biasanya ibu saya akan membelanjakan baju untuk saya boleh dibilang shopping bareng di petisah atau pasar rame.tetapi apabila saya menerima ajakan itu saya akan selalu merasa bosan ketika belanja sedang berlangsung karena ibu pasti membuat janji dengan temannya untuk belanja bareng sama saya dan ibu saya.tidak mengenakkan bagi saya ketika saya harus menunggu ibu saya bicara dengan temannya. L
4.Multiple approach-avoidance conflict : Terjadi ketika kita harus memilih dua hal yang sama-sama memberikan hal yang positif dan negatif.
Pengalaman saya : saya pernah mengikuti sekolah modelling tetapi tidak berhasil karena saya tidak bisa mengurangi berat badan. :D sebelumnya saya binggung dalam memilih dua sekolah model ini yang satu nama nya sekolah dengan inisial R dan satu lagi dengan inisial A.disekolah R,sekolah tersebut sudah terkenal dan banyak model-model yang berhasil tetapi saya suka minder dengan teman-teman di sekolah R ,karena saya harus sekelas dengan teman-teman yang sudah ahli tersebut dengan kata lain di sekolah R tidak membedakan kelas baru dan lama semuanya digabung agar anak baru bisa termotivasi oleh anak lama.disekolah A ,sekolah tersebut kualitasnya setingkat di bawah sekolah R.tetapi saya tidak perlu minder apabila masuk kesana karena kebanyakan model-modelnya adalah anak-anak baru.kelas antara anak baru dan anak yang sudah ahli pun di pisah.jadi saya merasa sangat binggung dalam memilihnya.sehingga pada saat itu saya mengalami sedikit stress L

Sabtu, 02 Juni 2012

Andragogi

Andragogi berasal dari bahasa yunani yang berarti mengarahkan orang dewasa dan berbeda dengan istilah yang lebih umum digunakan, yaitu pedagogis yang asal katanya berarti mengarahkan anak-anak.
 Andragogi, yaitu proses untuk melibatkan peserta didik dewasa ke dalam suatu struktur pengalaman belajar. Semula cara mendidik orang dewasa disamakan dengan cara mendidik anak-anak di bangku pendidikan formal (pedagogi). Akan tetapi, terdapat perbedaan penting antara orang dewasa dan anak-anak, sehingga andragodi terpisah menjadi ilmu sendiri. Istilah andragogi ini awalnya digunakan oleh Alexander Kapp, seorang pendidik dari Jerman, di tahun 1833, dan kemudian dikembangkan menjadi teori pendidikan orang dewasa oleh pendidik Amerika Serikat, Malcolm Knowles.
Teori Knowles tentang andragogi dapat diungkapkan dalam empat postulat sederhana:
  1. Orang dewasa perlu dilibatkan dalam perencanaan dan evaluasi dari pembelajaran yang mereka ikuti (berkaitan dengan konsep diri dan motivasi untuk belajar).
  2. Pengalaman (termasuk pengalaman berbuat salah) menjadi dasar untuk aktivitas belajar (konsep pengalaman).
  3. Orang dewasa paling berminat pada pokok bahasan belajar yang mempunyai relevansi langsung dengan pekerjaannya atau kehidupan pribadinya (Kesiapan untuk belajar).
  4. Belajar bagi orang dewasa lebih berpusat pada permasalahan dibanding pada isinya (Orientasi belajar).
Dalam andragogi, mendidik bukan berarti menggurui, bukan mengisi mereka dengan pengetahuan tapi sebagai bentuk kerjasama saling meningkatkan pengetahuan, dan menempatkan orang dewasa sebagai subjek bukan objek. Andragogi mempelajari sifat fisik, psikis dan karakter orang dewasa.
Secara filosofis, Konfusius mengemukakan tiga hal penting terkait dengan fisik dan psikis manusia, antara lain : “saya dengar dan saya lupa, saya lihat dan saya ingat, saya lakukan dan saya mengerti”. Artinya, mejadikan orang dewasa terlibat langsung secara fisik dan emosional akan memudahkan tersampaikannya pesan yang kita maksud.
Meskipun variatif dan cara mengekspresikan emosinya berbeda-beda, kelemahan orang dewasa adalah mudah tersinggung. Sangat penting untuk menjadikan orang dewasa jangan tersinggung dengan menghindari perilaku merendahkan, mengecewakan dan mempermalukan. Orang dewasa justru akan senang bila dimotivasi dan dibuat senang. Sikap menghargai ini, akan memudahkan masuknya pesan yang ingin disampaikan.
Orang dewasa tidak menyukai hal-hal teoritis dan cenderung menyukai sesuatu yang praktis sesuai peran sosialnya (pekerjaan, tanggung jawab, kebutuhan). Andragogi biasanya dimanfaatkan oleh profesi yang bersentuhan langsung dengan masyarakat seperti penyuluh, fasilitator, motivator, politikus dan profesi lain.
Barangkali secara personal kita pernah gagal mempengaruhi orang dewasa atau yang lebih dewasa dari usia kita, agar orang tersebut mau melakukan sesuatu. Kemungkinan jawabannya adalah kita belum memahami kondisi fisik, psikis dan karakter orang dewasa.

Sumber :
http://id.wikipedia.org/wiki/Andragogi
http://edukasi.kompasiana.com/2012/05/02/andragogi-pendidikan-orang-dewasa/

hasil survey online dan testimonial

Saya mengambil topik survey online mengenai "peran blogger".
dimana pembahasannya mencakupi 7 pertanyaan yang dijawab berdasarkan "strongly agree","agree","neutral","disagree","strongly disagree" :
1.blogger mempermudah anda dalam sistem pembelajaran.
 Strongly Agree  5 

 7.81% 
 Agree  29 

 45.31% 
 Neutral  29 

 45.31% 
 Disagree  1 

 1.56% 
 Strongly Disagree  0 
 0.00% 
2.blogger sangat mudah digunakan.
 Strongly Agree  4 

 6.25% 
 Agree  30 

 46.88% 
 Neutral  25 

 39.06% 
 Disagree  5 

 7.81% 
 Strongly Disagree  0 
 0.00% 
3.setelah memposting segala materi perkuliahan di blog,kita bisa lebih mudah mengulang atau                 membaca materi pelajaran ketika hendak ujian.
Strongly Agree  3 

 4.69% 
 Agree  28 

 43.75% 
 Neutral  26 

 40.63% 
 Disagree  6 

 9.38% 
 Strongly Disagree  1 

 1.56% 
4.blogger anda berisi materi kuliah dan hal-hal pribadi tentang anda.
 Strongly Agree  3 

 4.69% 
 Agree  27 

 42.19% 
 Neutral  27 

 42.19% 
 Disagree  6 

 9.38% 
 Strongly Disagree  1 

 1.56% 
5.anda merasa terbebani pada saat akan memposting materi perkuliahan di blog.
 Strongly Agree  0 
 0.00% 
 Agree  4 

 6.25% 
 Neutral  36 

 56.25% 
 Disagree  23 

 35.94% 
 Strongly Disagree  1 

 1.56% 
6.blogger anda juga memuat materi pelajaran lain selain materi pelajaran psikologi pendidikan.
 Strongly Agree  7 

 10.94% 
 Agree  30 

 46.88% 
 Neutral  16 

 25.00% 
 Disagree  10 

 15.63% 
 Strongly Disagree  1 

 1.56% 
7.blogger membuat anda lebih bersemangat dalam membaca materi pelajaran.(yang sudah diposting di blog)
 Strongly Agree  2 

 3.17% 
 Agree  22 

 34.92% 
 Neutral  32 

 50.79% 
 Disagree  7 

 11.11% 
 Strongly Disagree  0 
 0.00% 

Survey online saya mendapat respons dari 64 orang teman-teman angkatan 2011.

Kesimpulan
setengah dari teman-teman sudah menganggap blogger mempermudah mereka dalam sistem pembelajaran dan setengah dari teman-teman juga menganggap blogger itu netral untuk mempermudah mereka dalam sistem pembelajaran.
menurut mereka blogger sangat mudah untuk digunakan,mereka juga setuju bahwa dengan memposting materi pelajaran kedalam blog kita bisa dengan mudah mengulang dan membaca pelajaran apabila hendak ujian karena sudah terstruktur di blog.
sebagian dari mereka memposting hal-hal pribadi mereka kedalam blog,jadi bukan hanya pelajaran saja.
mereka merasa tidak terlalu terbebani ketika sedang memposting mata pelajaran di blog mereka.
blogger yang mereka miliki tidak hanya berisi tentang materi mata kuliah psikologi pendidikan tetapi ada juga materi-materi lainnya.
blogger lumayan membuat mereka bersemangat dalam membaca materi pelajaran yang sudah terposting di blog :)

Testimonial
Ini adalah pengalaman pertama saya dalam membuat sebuah survey.tapi ini bener-bener seru kok :)
selain bisa memenuhi tugas kuliah kita juga bisa dapet suatu bekal untuk kedepannya ketika menusun tugas akhir.kita sudah bisa mendapatkan suatu bayangan apa saja yang ada dibayangan kita ketika kita hendak melakukan suatu observasi.tapi menurut pendapat saya observasi dengan menggunakan survey online ini lebih mudah dari pada yang manual.selain itu kita bisa menghemat biaya Print. :D
ini benear-benar adalah tugas yang sangat menarik.saya kira awalnya akan sulit ternyata mudah.dan yang paling penting lagi kita bisa menghemat waktu.karena tidak usah membaca satu persatu kertas survey ketika membuat kuesioner manual. :D

Senin, 28 Mei 2012

Tugas Mini Proyek 2012

Dinda Rizvina Nasution 11-007
Ririn Hapsari 11-103
Citra Wahyuni 11-109


Topik
Peran Teknologi terhadap Siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP)
Judul
Manfaat Teknologi bagi Siswa Akselerasi SMP Harapan 2 Medan
Pendahuluan
            Dalam melaksanakan tugas proyek mini ini,kelompok kami memilih topik Peran Teknologi terhadap Siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP). Alasan kami memilih topik tersebut karena,dari zaman ke zaman teknologi dan peran internet sudah sangat berkembang dan bahkan perkembangannya pun sudah mulai dan bahkan sudah digunakan di sekolah-sekolah didunia,terutama di indonesia. Dengan menggunakan media teknologi untuk menunjang pembelajaran disekolah,murid-murid pasti akan lebih mudah dalam menjalani dan mengerti tentang topik yang di bawakan gurunya, serta anak-anak juga bisa belajar menggunakan teknologi yang biasa digunakan di sekolah meraka, sehingga sambil belajar tentang materi yang dibawakan gurunya,mereka juga belajar untuk menggunakan teknologi tersebut. Seperti kata pepatah, sekali mendayung, dua tiga pulau terlampaui. Kami memilih murid-murid SMP karena menurut kami, pembelajaran mengenai teknologi secara mendalam harus di dalami dan mulai dikuasai satu persatu di SMP. Karena untuk masa pengenalan teknologi seharusnya sebagian sudah dibahas di SD. Peran teknologi yang sudah diterapkan dari bangku sekolah sampai bangku perkuliahan itu juga bermanfaat untuk bekal kita menghadapi dunia kerja yang sudah dituntut harus bisa menggunakan aplikasi-aplikasi komputer serta bisa berkomunikasi melalui jaringan internet untuk mengirim dokumen dan menggunakan alat-alat teknologi yang digunakan untuk kepentingan rapat atau presentasi.
Selain itu, pembelajaran dengan memanfaatkan teknologi dan internet tersebut, atau yang biasa kita kenal dengan Pembelajaran Berbasis ICT ini, dapat dilakukan dengan berbagai cara, misalnya:
1. Memanfaatkan teknologi, atau dalam hal ini komputer atau laptop atau netbook sebagai alat bantu pembelajaran. Kita bisa membuat hand out atau rangkuman pembelajaran kita dengan program power point, lalu ditayangkan di kelas. Dengan begini, kita sudah melaksanakan pembelajaran berbasis iptek. Atau di lain waktu, kita bisa meminta anak untuk melaporkan hasil kegiatan dengan diketik dan diprint out. Hand phone dapat dimanfaatkan sebagai alat bantu pembelajaran. Misalnya penugasan pembuatan video tentang procedure text, peserta didik dapat memanfaatkan handphone berkamera untuk merekam tugas mereka dan menyimpannya di flash disk lalu diserahkan ke guru bersangkutan. Tapi tetap, penggunaan hand phoen ini perlu seleksi ketat sehingga siswa benar memanfaatkan hand phone nya dengan benar dan berguna.
2. Memanfaatkan jaringan internet sebagai media pembelajaran. Dalam hal ini ada banyak situs atau fitur di internet yang bisa kita manfaatkan, diantaranya adalah social media, email dan blog. Social media yang paling umum digunakan dan paling tenar adalah Facebook dan Twitter. Tidak ada lagi orang yang tidak mengenal kedua socmed tersebut, terutama mereka yang berkecimpung di dunia pendidikan yaitu siswa dan para guru. Tidak bisa kita melarang siswa-siswi atau anak-anak kita untuk tidak memiliki socmed karena hal itu sudah menjadi dunia mereka saat ini. Yang bisa kita lakukan adalah bagaimana kita bisa memanfaatkan socmed itu menjadi media belajar. Kita bisa saja membentuk komunitas kelas, sekolah atau yayasan dalam facebook yang bisa kita gunakan untuk share info tentang berbagai hal, dari tugas, materi belajar, atau info tentang administrasi. Dengan email dan blog kita bisa pula meminta siswa untuk mengirim tugas-tugas mereka via email yang dapat kita pantau real time atau waktu pengumpulannya. Bahkan kini para siswa sudah pandai membuat video-video tugas sehingga dapat pula diupload ke youtube.
Dengan dua manfaat teknologi dan internet di atas, tidak ada lagi alasan bagi guru untuk tidak mau belajar tentang teknologi dan internet atau belajar bersama teknologi dan internet.
            Oleh karena itu, proses belajar dikelas yang menggunakan internet sebagai media pembelajaran yang diharapkan akan menjadi bagian dari suatu proses belajar di sekolah , internet diharapkan mampu memberikan dukungan bagi terselenggaranya proses komonikasi interaktif antara guru dengan siswa. Kondisi yang perlu didukung oleh internet berkaitan dengan strategi pembelajaran yang akan dikembangkan, yaitu sebagai kegiatan komonikasi yang dilakukan untuk mengajak siswa mengerjakan tugas-tugas dan membantu siswa dalam memperoleh pengetahuan yang dibutuhkan dalam rangka mengerjakan tugas-tugas.
Berdasarkan kondisi sekarang, terlihat bagi kita bahwa teknologi informasi, khususnya internet memiliki peranan yang sangat penting dalam setiap dimensi pendidikan. Internet memberikan kontribusi yang sangat besar didalam membantu setiap dimensi yang ada untuk selalu mendapatkan informasi yang up to date. Jaringan internet merupakan salah satu jenis jaringan yang popular dimanfaatkan, karena internet merupakan teknologi informasi yang mampu menghubungan komputer di seluruh dunia, sehingga memungkinkan informasi dari berbagai jenis dan bentuk informasi dapat dipakai secara bersama-sama. Demikian juga dalam dunia pendidikan, berkat adanya jaringan internet, maka dapat membantu setiap penyedia jasa pendidikan untuk selalu mendapat informasi-informasi yang terkini dan sesuai dengan kebutuhan.

Landasan teori
Secara historis, istilah teknologi pendidikan (educational technology) dan teknologi pembelajaran (instructional technology) dimaknai oleh sebagian ahli pendidikan secara terpisah. Ada yang menyetujui penggunaan istilah “teknologi pendidikan”, dengan alasan bahwa kata “pendidikan” memberikan cakupan yang lebih luas daripada sekedar menggunakan kata “pembelajaran”. Selain itu mereka juga beranggapan bahwa kata “pendidikan” tersebut merujuk pada aneka ragam lingkungan belajar, termasuk belajar di rumah, di sekolah, di tempat kerja, dan sebagainya, sementara kalau hanya menggunakan istilah “pembelajaran”, tentu cakupannya hanya sebatas di lingkungan sekolah saja. Sedangkan bagi yang setuju dengan menggunakan istilah “teknologi pembelajaran” berpendapat bahwa kata pembelajaran lebih sesuai dengan fungsi teknologi, yakni berkenaan dengan permasalahan belajar dan mengajar, termasuk juga mencakup situasi pelatihan (training). Kedua kelompok ini sepertinya menggunakan alasan yang seimbang untuk membenarkan pendapat mereka masing-masing. Bahkan  pada tahun 1977, AECT memberikan definisi yang berbeda terhadap kedua istilah ini.
Namun, seiring dengan perkembangan dunia pendidikan, perbedaan istilah tersebut telah menghilang. Sejak tahun 1994 istilah “Teknologi Pendidikan” dan “Teknologi Pembelajaran” dianggap sinonim dan digunakan secara bergantian oleh kebanyakan ahli pendidikan untuk menjelaskan penerapan proses dan sarana (tools) teknologi dalam memecahkan permasalahan belajar dan pembelajaran.
Definisi teknologi pendidikan/pembelajaran yang direvisi dan dikeluarkan pada tahun 1994 menjelaskan sebagai berikut:
“Teknologi Pembelajaran adalah teori dan praktik dalam desain, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan dan penilaian proses dan sumber untuk belajar.”
Dari definisi di atas jelas bahwa tujuan dari teknologi pendidikan adalah untuk membantu, memperbaiki serta meningkatkan proses belajar manusia. Maka di sini yang diutamakan adalah “proses belajar” itu sendiri, di samping alat-alat yang dapat membantu proses belajar tersebut. Jadi, pada hakikatnya teknologi pendidikan adalah suatu pendekatan yang sistematis dan kritis tentang pendidikan. Teknologi pendidikan memandang persoalan kegiatan belajar-mengajar sebagai masalah atau problema yang harus dihadapi secara rasional dan ilmiah.
Secara umum, pengertian Teknologi Pendidikan yakni:
  • Bahwa tujuan utama Teknologi Pendidikan adalah membuat agar suatu pembelajaran lebih efektif, yaitu dengan cara mendesain, melaksanakan dan mengevaluasi secara sistematis berdasarkan teori komunikasi dan belajar tentunya, serta memanfaatkan segala sumber baik yang bersifat manusia maupun non-manusia.
  • Bahwa fokus utama Teknologi Pendidikan adalah memfasilitasi belajar pada manusia, yakni melalui identifikasi, pengembangan, pengeorgnasiasian dan pemanfaatan secara sistematis seluruh sumber belajar. Disamping itu, melalui pengelolaan yang baik dan tepat terhadap proses daripada pengembangan, pengorgnasiasian dan pemanfaatan secara sistematis seluruh sumber belajar tersebut.
  • Bahwa penekanan utama Teknologi Pendidikan adalah pada penelitian dan aplikasi ilmu prilaku dan teori belajar dengan menggunakan pendekatan sistem untuk melakukan analisis, desain, pengembangan, implementasi, evaluasi dan pengelolaan penggunaan teknologi untuk membantu memecahkan masalah belajar dan kinerja, yaitu dengan memanfaatkan teknologi (soft-technology maupun hard-technology) untuk membantu memecahkan masalah belajar dan kinerja manusia.
Heinich, dkk (1996) sebagaimana yang dikutip oleh Prof. Hamzah B. Uno, mengklasifikasikan jenis media pembelajaran sebagai berikut:
1) Media yang tidak diproyeksikan (non projected media)
Media ini sering disebut media pameran atau displayed media. Jenis media yang tergolong media yang tidak diproyeksikan yaitu:
    1. Realia; yaitu benda nyata yang digunakan sebagai bahan ajar.
    2. Model; yaitu benda nyata yang dimodifikasikan, atau gambaran yang berbentuk tiga dimensi dari sebuah benda nyata (pengganti media realia)
    3. Bahan grafis (grafhic materials); yaitu benda visualisasi yang bersifat simbol. Contoh: poster, globe, peta, kartun, diagram, dll.
    4. Papan display; yaitu media yang dapat dipajang.
2) Media yang diproyeksikan (projected media)
Media yang tergolong sebagai media yang diproyeksikan, antara lain:
    1. OHT (overhead transparancy);
    2. Slide, dll
3) Media Audio (audio)
Media audio merupakan media yang sangat fleksibel, relatif murah, praktis dan ringkas, serta mudah dibawa (portable). Media ini dapat digunakan untuk kegiatan belajar individu maupun kelompok. Misalnya audio kaset.
4) Media Video (video)
Media ini sebagai audiovisual dengan memiliki unsur gerakan dan suara, yang biasa dipergunakan di dalam ruangan kelas. Media vidio dapat digunakan sebagai alat bantu mengajar pada berbagai bidang studi.
5) Media berbasis komputer (computer based media)
6) Multimedia Kit
Multimedia kit dapat diartikan sebagai paket bahan ajar yang terdiri dari beberapa jenis media yang digunakan untuk menjelaskan suatu materi tertentu. Biasanya multimedia kit digunakan untuk mata pelajaran fisika, kimia dan biologi pada saat praktikum.

Tujuan Penelitian
-Untuk mengetahui sejauh mana peran teknologi terhadap proses pembelajaran siswa SMP
-Untuk mencari tahu teknologi apa saja yang telah mereka  gunakan
-Untuk mengetahui  apakah murid-murid SMP tersebut sudah mampu memanfaatkan fitur-fitur yang ada secara makasimal atau belum.



Alat dan Bahan yang Digunakan saat Penelitian
-Alat tulis (buku, kertas, pensil, pena, dsb)
-Kamera Digital
-Laptop
-Reward
Subjek Penelitian
-20 orang murid SMP
Metode yang Digunakan
Data diambil melalui proses pengisian kuisioner berupa pertanyaan-pertanyaan yang berbentuk essai sebanyak enam buah.dan setelah murid selesai mengisi pertanyaan-pertanyaan pada kuesioner kami pun membagikan reward berupa makanan ringan berbentuk coklat. Adapun pertanyaaan-pertanyaan yang dituliskan pada kuisioner tersebut  yaitu:
1.      Dalam proses pembelajaran, adakah guru menggunakan alat bantu penyampaian pelajaran seperti, computer / laptop, infokus, dsb? Bila ada, tolong sebutkan !
2.      Apakah ada anjuran dari guru anda untuk menggunakan internet dalam  menyelesaikan tugas-tugas? Jika ada, dalam mata pelajaran apa saja?
3.      Kesulitan apa saja yang anda alami dalam menggunakan teknologi tersebut?
4.      Apakah anda lebih mudah mengerti/mendapatkan pelajaran dengan teknologi tersebut?
5.      Apakah teknologi yang saat ini ada, sudah cukup membantu anda? Atau adakah hal-hal lain yang harus ditambahkan?
6.      Seberapa penting teknologi-teknologi tersebut dalam proses pembelajaran menurut anda pribadi ?

Proses Analisa dan Kesimpulan
Setelah kami melakukan obseravasi,hasil-hasil jawaban tersebut kami kumpulkan,kami membacanya satu persatu,dan mengambil inti-inti dari tiap jawaban murid-murid tersebut lalu kami mengambil kesimpulan dan jawaban,dari inti-inti yang paling banyak di dapat dari jawaban-jawaban murid-murid tersebut.
Penjadwalan Awal yang Telah Direncanakan
No
Kegiatan
Tanggal
Tempat
1.
Pemilihan Topik dan Judul proyek mini
 29 Maret 2012
Di kampus
2.
Menentukan Metode Observasi
 2 April 2012
Di kampus
3.
Menentukan kebutuhan
 Observasi
 2 April 2012
Di kampus
4.
Membeli kebutuhan observasi (reward)
 2 April 2012
Di kampus
5.
Permohonan surat izin kepada
 pihak fakultas untuk
 mengunjungi sekolah yang
 akan di Observasi
  April 2012
Di kampus
6.
Permohonan  izin kepada pihak sekolah untuk Observasi
 2 Mei 2012
Di kampus
7.
Membuat pertanyaan observasi
 2 Mei 2012
Di kampus
8.
Pelaksanaan Observasi
 3 Mei 2012
Di kampus
9
Membuat pendahuluan dan landasan teori
 4 Mei 2012
Di kampus
10.
Diskusi penyimpulan hasil Observasi dan pembuatan poster.
 9 Mei 2012
Di kampus
11.
Memposting keseluruhan hasil Observasi di blog
 12 Mei 2012
Di kampus


Kalkulasi biaya dari awal perencanaan hingga evaluasi :
Reward untuk murid                                                 :   Rp.13.500
Transportasi                                                                :   Rp.15.000
Biaya tak terduga(membeli minum dan makanan) :  Rp.23.000       
Total                                                                              :  Rp.51.500
Jadwal Kegiatan Pelaksaan Proyek
No.
Kegiatan
Tanggal
Tempat
1.
Menentukan topik dan judul proyek mini
 29 Maret 2012
Di kampus
2.
Mendiskusikan metode Observasi serta pertanyaan wawancara
 2 April 2012
Di kampus

3.
Menentukan segala kebutuhan Observasi(alat tulis dan reward)
 2 April 2012
Di kampus
4.
Membeli kebutuhan Observasi
 terutama Reward
 2 April 2012
Di grosir johor
5.
Meminta surat izin kepada pihak fakultas untuk mengunjungi sekolah yang akan di Observasi
 April 2012
Di kampus
6.
Meminta izin kepada Kepala Sekolah untuk observasi

 10 Mei 2012
Di SMP Harapan 2 Medan
7.
Membuat pertanyaan observasi
 9 Mei 2012
Di kampus
8.
Pelaksanaan Observasi
11 Mei 2012

Di SMP Harapan 2 Medan
9.
Membuat pendahuluan dan landasan teori
12 Mei 2012
Di rumah anggota
10.
Diskusi penyimpulan hasil Observasi dan pembuatan poster.
26 Mei 2012
Di rumah anggota
11.
Memposting keseluruhan hasil Observasi di blog
28 Mei 2012
Di kampus


Laporan dan evaluasi
Laporan
Setelah kami mengamati hasil-hasil dari data observasi yang diisi oleh muri-murid smp tersebut diperoleh kesimpulan :
1. Di sekolah SMP Harapan 2 Medan,khususnya Smp akselerasi mereka sudah menggunakan alat bantu penyampaian pelajaran/sudah menggunakan alat-alat teknologi tertentu. Misalnya : Laptop,komputer,pointer laser,Mic,infokus.
2. Di sekolah SMP Harapan 2 Medan,khususnya Smp akselerasi mereka sudah dianjurkan oleh guru-guru mereka untuk menggunakan internet dalam menyelesaikan tugas-tugas mereka atau mencari bahan-bahan pelajaran atau suatu informasi menggunakan internet.dalam semua mata pelajaran mereka sudah di wajib kan menggunakan internet untuk mengumpulkan informasi dari internet.terutama pelajaran IT,Tinkom,Seni musik,Agama,B.indonesia.
3. Di sekolah SMP 2 Harapan Medan, khususnya Smp akselerasi mereka hampir tidak menemukan kesulitan dalam menggunakan alat teknologi yang dipakai disekolah tersebut.kesulitan hanya terdapat pada menghidupkan proyektor.
4. Di sekolah SMP Harapan Medan, khususnya Smp akselerasi mereka mudah mengerti/mendapatkan pelajaran apabila pelajaran dijelaskan dengan alat teknologi.karena menurut mereka selain mendapatkan ilmu, mereka juga bisa mempelajari cara-cara mengunakan alat tersebut, dan menurut mereka belajar menggunakan alat teknologi lebih menarik.tetapi tergantu kemampuan guru mata pelajarannya, apabila gurunya bisa menguasi cara memakai nya dengan baik maka pelajaran dapat dengan mudah dicerna,tapi apabila tidak,pelajaran susah dicerna.
5. Di sekolah SMP Harapan Medan,khususnya Smp akselerasi mereka merasa alat teknologi di sekolah mereka sudah cukup membantu proses pembelajaran mereka. Tetapi ada bagusnya apabila di tambah fasilitas Wi-Fi apabila ingin mencari tugas dadakan.
6. Di sekolah SMP Harapan Medan, khususnya Smp akselerasi mereka menganggap teknologi dan jaringan internet itu sangat penting dalam menunjang proses pembelajaran mereka.
-selain mengikuti perkembangan zaman,kita relax dalam belajar,sehingga kesan nya tidak kaku,
-mudah untuk memahami pelajaran
-informasi dapat diperoleh dengan cepat.
Jadi, kesimpulannya teknologi sudah berdampak besar dalam proses belajar mengajar disekolah. Teknologi juga bisa membantu murid-murid dengan mudah mengecap pelajaran. Akan tetapi pelajaran yang diterapkan dan diaplikasikan dengan alat-alat teknologi akan lebih mudah dipahami apabila guru yang mengampuh pelajaran tersebut bisa menguasi penggunaan teknologi itu tersebut. Tetapi mereka juga masih membutuhkan jaringan Wi-Fi di sekolah mereka agar mereka bisa mengakses tugas mereka di sekolah.

Evaluasi
No.
Kegiatan
Tanggal Perencanaan
Tanggal Pelaksanaan
Tempat
1.

Menentukan topik dan judul proyek
29 Maret 2012
29 Maret 2012
Di kampus
2.
Mendiskusikan metode Observasi serta pertanyaan wawancara
2 April 2012
2 April 2012
Di kampus

3.
Menentukan segala kebutuhan Observasi (reward)
2 April 2012
2 April 2012
Di kampus
4.
Membeli kebutuhan Observasi terutama Reward
2 Mei 2012
10 Mei 2012
Di grosir johor
5.
Permohonan surat izin kepada
 pihak fakultas untuk
 mengunjungi sekolah yang akan di Observasi
April 2012
April 2012
Di kampus
6.
Permohonan izin kepada
 Kepala Sekolah untuk
 Observasi
2 Mei 2012
10 Mei 2012
Di SMP Harapan 2 Medan
7.
Membuat pertanyaan observasi
2 Mei 2012
9 Mei 2012
Di kampus
8.
Pelaksanaan Observasi
3 Mei 2012
11 Mei 2012
Di SMP Harapan 2 Medan
9.
Membuat pendahuluan dan landasan teori
4 Mei 2012
12 Mei 2012
Di rumah anggota
10.
Diskusi penyimpulan hasil Observasi dan pembuatan poster.
9 Mei 2012
26 Mei 2012
Di rumah anggota
11.
Memposting keseluruhan hasil Observasi di blog
12 Mei 2012
28 Mei 2012
Di kampus

Poster


Testimonial Anggota


Dinda Rizvina Nasution (11-007)
Assalamualaikum Wr Wb.
Sebelumnya, terima kasih kepada Ibu Dina yang telah memeberikan kami tugas proyek mini ini. Cukup menguji kesabaran, kekuatan, keberanian, kemandirian, pemikiran, dan kekompakan. Saya akui tugas ini sangat tidaklah mudah apabila dikerjakan seorang diri, namun karena dikerjakan bersama-sama jadi terasa yah..cukup melelahkan tetapi menyenangkan. Dengan tugas ini, kami bertiga menjadi lebih kompak dan berani lagi ketika berhadapan dengan orang yang awalnya belum pernah kami kenal. Seorang Kepala Sekolah yang sangat ramah tamah sekali menyambut kami dengan baik pada saat itu begitu pula dengan guru-guru dan murid-murid nya. Observasi pun  berlangsung dengan kondusif. Nah, setelah membaca dan menyimpulkan jawaban-jawaban adik-adik, saya mendapatkan sebuah hasil bahwa teknologi bagi mereka (murid-murid SMP Harapan 2 Medan) sangat berperan aktif dalam proses pembelajaran. Dengan teknologi, mereka dapat dengan mudah memahami pelajaran, menyelesaikan tugas, serta mencari ilmu yang belum mereka dapatkan di sekolah, namun hal ini juga harus membutuhkan peran orang tua, guru dalam pengawasan mereka terhadap penggunaan teknologi mengingat zaman yang semakin canggih. Saya pikir, teknologi dalam proses pembelajaran disini sangat berpengaruh terhadap proses perkembangan ilmu pengetahuan anak. :) 
 
Ririn Hapsari 11-103
            Saat pertama kali saya mendengar tentang adanya tugas proyek mini, saya mengira akan melakukan hal-hal yang sifatnya mendidik, misalnya seperti mengajar anak-anak sekolahan. Namun, ternyata tugas proyek mini ini mengharuskan kita menjadi seperti peneliti yangs edang menilai kinerja penelitiannya. Dan karena tugas ini pula, saya dapat kembali berkunjung ke smp saya, yang sudah lama tidak saya kunjungi. Menurut saya, peran teknologi dalam sistem pembelajaran anak Akselerasi itu cukup besar. Karena, saat smp, saya juga masuk dalam kelas akselerasi tersebut. Dan pada saaat saya mendatangi kelas akselerasi pada saat itu, saya sudah melihat beberapa perbedaan yang dimana pada masa saya smp, computer yang ada pada kelas itu baru saja dating, dan jumlahnya hanya 2 sedangkan pada saat kami dating kemarin, jumlahnya menjadi 4 dann juga komputernya sekarang sudah dilengkapi wi-fi untuk mempermudah murid akselerasi mengkakses internet, sedangkan pada masa saya itu, masih belum ada wi-fi. Juga para guru sudah banyak menyampaikan pelajaran melalui slide, sedangkan pada saat saya disitu masih berupa sistem ceramah. Kesimpulannya, peran teknologi dalam sistem pembelajaran siswa SMP Harapan 2, khususnya untuk kelas akselerasi sangatlah besar. Dan dibandingkan yang lalu sudah sangat maju, agar para murid akselerasi juga dapat memperoleh bahan-bahan pembelajaran dengan mudah. J

Citra Wahyuni               (11-109)
Ini adalah pengalaman pertama saya mengerjakan proyek mini. Saya kira awalnya proyek mini ini sangat lah rumit dan membutuhkan proses yang lama.ternyata proyek mini tidaklah serumit dan sesusah yang saya bayangkan. Malah menyenangkan.pada saat datang ke sekolah harapan2 saya mengira ini akan menjadi proses yang sulit mendapatkan izin dari pihak sekolah, ternyata pihak sekolah sangat welcome dengan kehadiran kami.:) Murid-murid yang kami observasi juga sangat menyambut ceria dan antusias kedatangan kami. Kesimpulan saya sesudah observasi,ternyata peran teknologi itu memang sangat berpengaruh dan sangat penting untuk kelangsungan belajar murid-murid smp akselerasi tersebut. Dampak positif lainnya yang bisa saya ambil dari mengerjakan tugas proyek mini ini,pasti kedepannya saya akan mudah menjalankan tugas-tugas lain dimata kuliah lain yang berhubungan dengan observasi. Dan ngak binggung-binggung lagi dalam mengerjakannya karena sudah ada pengalaman dari tugas mini proyek ini..terima kasih Ibu Dina J
Daftar Pustaka
·  Santrock, John W. Psikologi Pendidikan, Edisi Kedua. Jakarta: Kencana. 2008
·  Munir, M.IT. Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. Bandung: Alfabeta. 2008