Senin, 11 Maret 2013

Paedagogi teoritis dan prinsip-prinsip paedagogis

Winda rizka 11-011

Sulistia Putri 11-017

Citra Wahyuni 11-109


untuk membahas hal ini pertama kita harus mengetahui apa pengertian dari paedagogi dan paedagogis serta beda dari keduanya.

Secara kiasan, pedagogis ialah seorang ahli, yang membimbing anak ke arah tujuan hidup tertentu. Menurut Prof. Dr. J. Hoogveld (Belanda) pedagogis adalah ilmu yang mempelajari masalah membimbing anak ke arah tujuan tertentu, yaitu supaya kelak anak “mampu secara mandiri menyelesaikan tugas hidupnya”. Jadi pedagogis adalah Ilmu Pendidikan Anak. 

Sedangkan paedagogi adalah ilmu dan seni nya untuk mengajar anak-anak.

Langveld (1980) membedakan istilah “pedagogis” dengan istilah “pedagogi”. Pedagogis diartikan dengan ilmu pendidikan, lebih menitik beratkan kepada pemikiran, perenungan tentang pendidikan. Suatu pemikiran bagaimana kita membimbing anak , mendidik anak. Sedangkan istilah pedagogi berarti pendidikan, yang lebih menekankan kepada praktek, menyangkut kegiatan mendidik, kegiatan membimbing anak.

 Prinsip-prinsip paedagogis adalah :

Menurut Addine (2001), ada beberapa prinsip paedagogis, yaitu:
  • Harus ada kesatuan karakter ilmiah dan ideologis dari proses paedagogis.
  • Hubungan sekolah dan kehidupan harus didasarkan pada dua aspek penting, yaitu kaitan antara kehidupan dan pekerjaan sebagai kegiatan yang mendidik manusia.
  • Adanya kombinasi karakter kolektif dan individual pendidikan, serta penghormatan terhadap kepribadian siswa.
  • Adanya kesatuan pengajaran, pendidikan, dan perkembangan proses.
  • Domain kogniif dan afektif tidak bisa berada dalam suasana yang kering, sehingga proses paedagogis harus terstruktur .
  • Masing-masing subsistem aktivitas, komunikasi, dan kepribadian saling terkait satu sama lain.

Daftar pustaka:

http://mimincute09.blogspot.com/2012/06/aspek-pedagogis.html

Danim, Sudarwan. (2010). Pedagogi, Andragogi dan Heutagogi., Bandung : Alfabeta

Minggu, 10 Maret 2013

pedagogi dan paradigma belajar

sebelum membahas lebih jauh kita harus tau apa itu defenisi pedagogi dan paradigma...

Istilah pedagogi berasal dari bahasa Yunani, paid berarti kanak-kanak dan agogos berarti memimpin. Kemudian pedagogi mengandung arti memimpin anak-anak atau perdefinisi diartikan secara khusus sebagai “suatu ilmu dan seni mengajar kanak-kanak”. Akhirnya pedagogi kemudian didefiniskan secara umum sebagai “ilmu dan seni mengajar”.

Paradigma dalam disiplin intelektual adalah cara pandang orang terhadap diri dan lingkungannya yang akan mempengaruhinya dalam kognitif, afektif, dan konatif. Paradigma juga dapat berarti seperangkat asumsi, konsep, nilai, dan praktik yang di terapkan dalam memandang realitas dalam sebuah komunitas yang sama, khususnya, dalam disiplin intelektual. Kata paradigma sendiri berasal dari abad pertengahan di Inggris yang merupakan kata serapan dari bahasa latin ditahun 1483 yaitu paradigma yang berarti suatu model atau pola; bahasa Yunani paradeigma (para+deiknunai) yang berarti untuk "membandingkan", "bersebelahan" (para) dan memperlihatkan (deik)

Guru harus memikirkan strategi untuk menyampaikan materi kepada seluruh siswanya, bagaimana caranya agar setiap siswa mengerti tentang materi yang diajarkan.  Setiap strategi didasari para paradigm yang berbeda mengenai cara siswa belajar. Guru akan menjadi lebih efektif bila dia secara sadar memilih untuk menggunakan strategi mengajar, memperluas perbendaharaan strategi, dan ahli dalam menggunakan strategi itu. 

Berikut dijelaskan lima strategi :

Strategi 1: Pelatihan dan pelatihan lanjut. Seorang guru hendaknya mengembangkan keterampilan dasar dan lanjutan siswa dengan tujuan yang jelas, melaksanakan keterampilan tersebut dengan langkah-langkah tertentu dan memperkuat setiap kemajuannya. 

Strategi 2: Ceramah dan menjelaskan. Menyajikan informasi dengan cara yang dapat dipahami, mudah diproses, dan diingat. Strategi ini didasari oleh temuan psikologi kognitif.

Strategi 3:  Mencari dan menemukan. Merupakan pembelajaran keterampilan berpikir, pemecahan masalah, dan kreativitas melalui penyelidikan dan penemuan. 

Strategi 4: Kelompok dan tim. Bekerja secara kooperatif pada pembelajaran proyek, serta mengeksplorasi sikap, pendapat, dan keyakinan melalui proses kelompok. Strategi ini didasari oleh hasil temuan tentang komunikasi kelompok dan tim. 

Strategi 5: Pengalaman dan refleksi. Guru mendorong siswa untuk merefleksikan pembelajaran yang terjadi di lingkungan kerja, magang, studi wisata atau kegiatan di luar ruangan. 

Kelimanya dapat digunakan dengan materi pelajaran dalam pengaturan apapun dan di setiap kelompok usia siswa, bahkan juga untukk siswa perguruan tinggi. Lima strategi, bersama dengan tiga perspektif (materi pelajaran, cara mengelola/mengatur pembelajaran, dan siswa) menyediakan informasi dasar profesional bahwa setiap guru agar menjadi lebih efektif dalam melaksanakan tugasnya. Pedagogi itu sendiri telah terkait didalam strategi-strategi yang dipaparkan sebelumnya. Seorang guru yang telah memahami terjadinya proses belajar yang prima akan dapat menetapkan tujuan-tujuan pembelajaran yang sesuai dan mampu mengkomunikasikannya dengan jelas. Dengan memenuhi prinsip pedagogi maka paradigma belajar yang prima telah cukup sempurna untuk  pengunaannya dalam proses belajar. Guru tersebut akan dapat memandu siswa berhasil belajar melalui eksplorasi proses pemecahan masalah secara kreatif dan kritis, serta membantu siswa bergulat dengan ide-ide dan informasi yang mereka butuhkan untuk mengembangkan pemahaman mereka sendiri.

Daftar pustaka :  Danim, Prof. Dr. Sudarwan.2010. Pedagogi, Andragogi, dan Heutagogi. Bandung : Penerbit Alfabeta